Part 15

962 68 3
                                    

"Aarghh..!! hiks..hiks..Jungkook! hiks..Jungkookie..Arghhhah..!" Taehyung menangis meraung dalam pelukan Jimin dan memukul-mukul dadanya yang terasa begitu sesak.

"Hyung..ayo..biarkan Jimin menemani dan menenangkannya dulu.." Namjoon mengusap punggung Jin yang menahan isakannya dibalik tembok melihat betapa hancurnya Taehyung.

"Aku tidak tega Namjoon-ah..setelah appa dan eommanya..sekarang Jungkook.." lirih Jin.

"Kita harus tegar hyung..kalau bukan kita yang menguatkannya siapa yang akan menjadi sandarannya setelah ini?" Namjoon mengusap punggung sang hyung sambil berjalan. Mereka berencana mengistirahatkan diri sejenak di minimarket terdekat dan kembali nanti.

*****

Keesokan paginya...

"Tae...kajja..." Jimin mengguncang bahu Taehyung pelan.

"Jim..apa..Jungkookie benar-benar meninggalkanku..?" lirih Taehyung menatap foto sang adik yang berada dipangkuannya.

"Jungkook sudah bahagia bersama appa dan eomma Tae..ia hanya berada ditempat yang berbeda saat ini..dia tidak meninggalkanmu.." Jimin berusaha menghibur sang sahabat. Ia sungguh tak tega melihat betapa hancurnya seorang Kim Taehyung yang ditinggalkan adiknya.

_Pemakaman_

Pemakaman dilakukan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh para appa dan eomma, Namjoon, Jin, Yoongi, Hoseok, Jimin, Mingyu, Yugyeom, Soobin dan Yeonjun. Pendeta sudah mendoakan agar Jungkook dapat beristirahat dengan tenang dan bahagia bersama appa dan eommanya.

"Jungkook-ah...sekarang istirahatlah dengan tenang..kami akan merindukanmu..hiks..kami..hiks..kami akan datang kemari lain kali..kami tidak akan melupakanmu.." ucap Yugyeom lirih dan terisak.

"Maafkan aku yang tidak memaksa untuk menemanimu Kook..seandainya aku tau kau akan begini..hiks..aku akan memaksa menemanimu walaupun kau harus merajuk padaku..!" ucap Mingyu dan menahan tangisannya yang ingin pecah. Jujur dalam hatinya ada rasa menyesal tidak bersikeras untuk mengantar sang sahabat.

"Sudahlah..Jungkook akan sedih jika kau menyalahkan dirimu.." Yugyeom memeluk Mingyu dan saling menguatkan.

"Mianhae..hiks..jeongmal mianhae.." Mingyu memeluk Yugyeom erat dan terisak. Yugyeom menepuk-nepuk punggung Mingyu lembut sambil menatap kearah langit. Ia tidak ingin terus menangisi kepergian salah satu sahabatnya. Ia yakin Jungkook sudah bahagia diatas sana dan mengawasi mereka.

Selesai upacara pemakaman...

"Hyung...kami..hiks..kami pamit..ada kelas lagi..hiks.." ucap Yugyeom pada Jin.

"Ah ya tidak apa..terima kasih sudah mengantar Jungkook hingga kemari..dan menjadi sahabatnya.." Jin tersenyum tipis dan menepuk-nepuk bahu kedua remaja didepannya.

"Kami hiks..pamit paman..bibi.." ucap Mingyu dan membungkuk bersama Yugyeom sebelum pergi.

"Hati-hati dijalan.." ucap Appa Kim sambil menatap Mingyu dan Yugyeom yang berjalan berdua dan masih tampak sesenggukan walau dari belakang.

"Uri Jungkook sangat beruntung memiliki sahabat yang tulus padanya.." Eomma Kim berucap dan memeluk appa Kim.

"Iya..dia pasti sangat bahagia sayang..jangan menangis lagi.." ucap appa Kim memeluk eomma Kim dan mengusap air matanya lembut.

"Kookie...hiks..Jungkookie..kenapa meninggalkan hyung.." Taehyung masih terus menangis tanpa henti dan memeluk batu nisan sang adik erat. Jimin setia berada disamping sang sahabat dan mengusap punggung Taehyung lembut berkali-kali.

"Wae...hiks..wae...kenapa..kenapa harus Jungkook..? kenapa harus Jungkook Jim? Dia adikku satu-satunya..! hiks..Jungkook...Jungkook...hiks.." Taehyung terus menangis sambil memanggil nama sang adik berulang-ulang, berharap sang adik kembali kedalam pelukannya.

다시 만날 때까지 (Until We Meet Again) VMINKOOK - (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang