Part 26

57.7K 2K 95
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Saat subuh, Deril menepati janjinya untuk mengantarkan Eca pulang. Tak ada percakapan saat mobil menepi di gerbang rumah wanita itu.

Sesaat setelah mobil Deril berbelok di tikungan, Eca berjalan masuk. Terkejut dan hampir teriak ketika tubuh Richard berdiri tepat di ambang pintu.

"Dari mana kamu?"

Eca tampak mau membantah namun ia abaikan dan melanjutkan jalannya. Richard menahan tangan nya gesit.

"Gue udah telat"

Mereka sontak menoleh ke arah mbok yang muncul tiba tiba. Sedetik kemudian Richard melepaskan genggaman. Eca berlalu pergi.

Deril duduk termenung di sofa. botol-botol minuman alkohol kemarin malam sudah Ronald bersihkan.

"Nggak sekolah lagi lo?"

Deril menoleh ke Ronald yang tercengang memandangnya. "Nggak" Katanya.

Ronald menggeleng pelan lalu kembali fokus ke laptop di meja. Deril melirik lagi ke arah layar laptop yang memang bisa di lihat oleh nya lewat bahu Ronald.

"Makanya nyari pacar, jangan ngebokep mulu"

Ronald mendengus "Kayak lo ada pacar aja" Katanya lalu tertawa.

"Bangsat"

***

Eca menyambar minuman dingin yang baru datang saat ia, Rina dan Cery berada di kantin. Mereka baru saja menyelesaikan pelajaran olahraga dengan cuaca yang sangat panas hari itu.

Deril lagi lagi tidak masuk. Yang Eca tahu, Deril sedang merawat kakaknya. Tapi ia sudah mengabaikan sekolah. Padahal Deril murid yang pintar dan teladan pada awal masuk.

Eca menyuapkan satu bakso berukuran besar ke dalam mulutnya, mengunyah dalam diam. Ia tak mau berlarut-larut dalam kesedihan. Eca sudah terlalu banyak menangis kemarin. Setidaknya ia tidak ingin membuat kedua sahabatnya kasihan.

Eca tak mengerti dengan sikap Richard. Ia memarahi Eca saat pulang dengan Deril padahal yang ia lakukan lebih parah dari nya.

Eca memblokir nomor pria itu ketika ia mengirim pesan panjang marah marah dan memberi peringatan untuk jangan berdekatan dengan Deril.

Memangnya itu urusannya? Eca berdecak kesal ketika mengingat pesan itu.

Benda tipis milik Eca bergetar di meja. Rina dan Cery melirik sebentar dan kembali makan lagi. Eca membaca pesan yang baru saja masuk di ponselnya.

Deril

"Pulang sekolah ada kegiatan lain ga? Kalo ga sibuk aku jemput di rumah"

Eca mengerut kening hebat. Ia membaca pesan itu berulang-ulang. Matanya membulat ketika menyadari bahwa deril menyebut dirinya sendiri dengan sebutan 'Aku'. Itu bukan hal yang lazim pikirnya.

My Bad Brother Richard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang