***
Berjam-jam berlalu tidak membuat wanita yang dari tadi berkeliling di Mall ini kelelahan sedikit pun. Eca berjalan menyusuri toko dan menarik apapun yang mau ia belanja kan untuk Della dan calon bayinya.
Richard beberapa kali menghela nafas saat istrinya masih belum berhenti. Mulai dari pakaian bayi dan ibu menyusui, perlengkapan mandi bayi, tas popok dan selimut bayi di tumpuk pada tangan nya.
Richard dibuat pusing dan kelelahan oleh istrinya. Meskipun begitu ia terus mengekori kemana wanita itu pergi. "Sayang" panggil nya akhirnya. Perhatian istrinya teralihkan pada nya yang sudah kewalahan. Ia yang masih dengan jas kerja sementara menenteng banyak belanjaan itu menampilkan wajah memelas.
Eca mendekati suaminya, merasa kasihan sekaligus gemas. "Ayok pulang sayang. " Ia langsung bergelut manja di dada Richard, mengasingkan pelayan mall yang ia ajak bicara tadi.
Richard menyatukan semua belanjaan ditangan kiri. Tangan yang satunya menggandeng istrinya keluar dari mall sampai ke parkiran. Eca lebih dulu masuk ke mobil diikuti Richard yang setelah ia meletakan belanjaan itu di jok mobil.
***
Setelah mereka pulang dan membersihkan diri, Eca ngotot langsung ke rumah sakit. Richard membantah kemauannya. Selain takut istrinya kecapean, ia juga mau istirahat sebentar. "Kita istirahat! malam baru kesana." Ucapnya.Eca mengangguk sebagai jawaban. Tangannya membuka sweater dan langsung membaringkan tubuh di kasur. "Sini" cicitnya melihat Richard yang belum mengikuti. Ia melambaikan tangannya lagi. "Sayang...sini" Setelah Richard membuka dua kancing atas kemejanya, ia naik ke kasur menenggelamkan kepalanya di dada istrinya.
"Makin gede..." goda Richard meremas payudara Eca yang ia tumpuk dengan wajahnya. Mengendus-endus lapar di antara dua gundukan menggoda itu.
"Gimana nggak gede tiap malam kamu nyusu mulu." Ucap Eca yang tangannya mengelus punggung suaminya. "Tapi, tadi malam nggak kok" protes Richard membela diri. Eca mengeratkan pelukan tanpa menyahuti balik.
Richard yang tadi mengaku kelelahan kini semakin gencar mengusap wajahnya dengan gumpalan besar Eca. Istrinya tahu kemauan itu. Ia menerima usapan lembut di rambutnya sampai punggung. "Pengen.." Kata Richard, memanyunkan bibirnya dan mencubit-cubit perut buncit istrinya.
"Kan udah kemarin.."
"Kemarin? Tiga hari yang lalu sayang..bukan kemarin!" Eca menurunkan tangannya di depan celana Richard dan meremas milik suaminya lembut. "Tuh kan, kamu mau juga" cibir Richard dan Eca tertawa. "Ayo." ajak nya.
Richard tersenyum lebar, beranjak ke pintu menguncinya lalu kembali ke kasur.
Eca telah memposisikan dirinya. Berbaring terlentang membiarkan Richard melucuti seluruh pakaiannya. Ia mengusap lembut perut putih istrinya sampai paha dengan seringai nakal. "Daddy jenguk lagi ya.." Richard berbaring telungkup di antara kaki Eca dan ia menempelkan bibirnya ke daging kenyal berwarna merah mencuat, yang seperti memanggil lidahnya untuk bermain di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Brother Richard (End)
RomansWarning 21+ ⚠ Setiap konten sensitif pada cerita ini tidak di sensor! Bijaklah dalam memilih bacaan! Eca Dominica, seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama ayahnya, Lenry Dominica. Seorang yang dengan baik dikenal sebagai pembisnis kaya ray...