Happy Reading 🌼
***
Kota Madrid mulai gelap ketika seorang anak laki-laki terus mengotak-atik stik game ditangannya tanpa lelah. Tubuhnya lebih jangkung untuk anak seusianya, manik mata legam seperti rambutnya yang berantakan. Ia sedang mengabaikan panggilan ibunya atau lebih tepatnya tidak mendengar apapun ketika wanita itu terus berteriak dari dapur memintanya untuk mematikan komputer.
"CHARLI!" Suara ibunya meninggi. Eca Mauren adalah ibu Charli. Akhirnya setelah terpaku begitu lama di komputer, Charli baru menggerakkan kepalanya ke kiri saat pintu kamar nya terbuka lebar. Dengan wajah tenang ia menatap ibunya. "Ya mom?"
"Matikan game nya sayang...atau Daddy akan tau ini!" Eca Mauren menggeleng pelan menatap nanar pada putranya yang sudah menginjak sembilan tahun. Seorang gadis muncul di balik badan nya. Rambut pirang dengan manik biru berbinar menatap Charli.
Charli membuka headphone, ia letakan di meja. Namun tangannya masih stay di stik dengan komputer yang masih menjalankan game Zombie. Ia berniat menamatkan hari ini juga "Ini hampir selesai."
Ibunya yang sudah tidak bisa menahan amarahnya itu berjalan mendekati Charli dan merampas stik yang ia pegang. Ia mematikan play Station dan komputer. "Mandi!" Titahnya.
Charli tak bereaksi apapun. Melihat stik di tangan ibunya yang hampir remuk ia segera bersuara. "Baiklah." Charli bangkit, hampir melepas bajunya. "Mom. Kau tetap disitu?" Charli menatap Natasha. Gadis pirang yang masih berdiri pintu. "Keluar bodoh!"
"Charli! Jangan memanggil Nat seperti itu!" Natasha sudah tidak kelihatan di sana. Namun Eca masih berdiri merapikan beberapa buku dan pakaian Charli yang bertebaran di kasur. Melihat putranya yang belum beranjak dan masih menatapnya, ia bersuara cukup keras. "Kenapa? Kau malu? Astaga Charli! Aku yang melahirkan mu!"
Charli memutar bola matanya ketika wanita itu mulai mengoceh lagi. Tak ingin kupingnya sakit, ia segera mengambil handuk tidak jadi membuka pakaian, langsung beranjak ke kamar mandi.
***
Pagi harinya, Richard Mauren mengantarkan putranya itu ke Sekolah tepat pukul sembilan. Dengan musik pop yang di putar, Richard memberi sedikit gerakan di tubuhnya. Sementara Charli melengos ke jendela mobil mendengar suara ayahnya yang mulai bernyanyi.
"Apa kau sudah dapat teman?" Charli menoleh saat ayahnya bicara setelah menurunkan volume lagu. Pertanyaan itu tidak aneh karena Charli baru sebulan bersekolah di sekolah baru. Ia pindah sekolah karena kemauan ibunya ingin pindah rumah ke rumah milik kakeknya, John. Sementara Kakeknya telah menetap di negara lain.
Memang rumah mereka masih masuk di daerah perkotaan, tetapi sudah paling pinggir kota. Perpindahan itu membuat jarak rumah ke sekolah baru Charli cukup jauh. Tak hanya Charli, ayahnya juga merasakan hal yang sama, tempatnya kerja yang biasanya melalui perjalanan singkat kini harus berkilo-kilo meter jauhnya. Tetapi kerena ini permintaan ibunya, baik Charli dan ayahnya terima saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Brother Richard (End)
RomanceWarning 21+ ⚠ Setiap konten sensitif pada cerita ini tidak di sensor! Bijaklah dalam memilih bacaan! Eca Dominica, seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama ayahnya, Lenry Dominica. Seorang yang dengan baik dikenal sebagai pembisnis kaya ray...