Part 32

56.7K 2.3K 102
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di tengah hiruk pikuk orang-orang di tambah kakinya yang perih di injak tadi, Richard sedang menajamkan penglihatannya. Mengikuti punggung Eca yang baru terlihat keluar dari kerumunan menuju halaman luar.

"Richard, mau kemana?" Tanya Herman menaikkan alisnya. Batin Richard mengumpati pria pendek ini.

"Maaf om, saya ada urusan penting" ucap nya. Mengawasi punggung Eca yang makin menjauh.

"Loh, dimana Eca?" Herman mengerutkan dahinya kebingungan. Ia terlihat seperti badut yang saat ini sedang memutar pandangannya ke segala arah.

Richard panik saat Eca sudah naik ke taksi. Ia tak menanggapi pertanyaan Herman, berlari keluar menabrak orang-orang menuju mobilnya.

Richard kehilangan jejak. Banyak taksi yang berlalu lalang membuat ia tak bisa membedakan taksi mana yang di tumpangi Eca. Saat pikiran mulai tenang, ia merogoh ponsel lalu mulai mencari lokasi Eca di sana.

Richard memarkirkan mobil di jalan samping Club yang ditunjukan lokasi itu. Ia mengerang frustasi lalu berlari masuk ke dalam. Melewati pria ber jas yang menahannya.

Richard melemparkan pandangan ke segala arah mencari keberadaan Eca, ia berjalan mengelilingi melihat penampakan gaun biru yang Eca pakai, tapi nihil. Ia meremas rambutnya dan kembali keluar Club, mengecek ponsel lagi.

Ia tidak salah, lokasi itu menunjukan keberadaan Eca disini. Richard menggenggam ponsel kuat lalu kembali lagi ke dalam. Masuk ke pintu samping kanan Bar. Mengikuti naluri nya, ia terus saja maju melewati tempat karoke yang ribut sekali.

Richard berjalan setengah berlari sembari mengecek ponsel nya. Ia masuk semakin jauh. Mendadak ia melambat, menajamkan matanya melihat dua orang pria yang berdiri di depan salah satu pintu. Ia mengenali salah satunya.

Ronald dan Dovan terkejut setengah mati melihat Richard berlari cepat ke arah mereka. Dovan bergerak maju, mengetok-ngetok pintu tapi tak ada jawaban sampai Richard berdiri di depannya.

"Dimana Eca?"

Richard menarik kerah Dovan lalu menubruknya ke tembok "DIMANA ECA?" Teriak Richard di depan wajahnya. Ronald masih saja diam.

Satu pukulan mendarat di rahang pria itu. Dovan tersungkur di lantai. Beberapa pasangan menjulurkan kepala dari kamar menyaksikan.

Ronald menunjuk pintu di depan dengan rokoknya"Di sini."

Tangan Richard terkepal. Membuka paksa pintu berakhir dengan dobrakan. Saat sampai didalam, Deril berdiri menghadangnya. Pandangan Richard jatuh ke Eca yang meringkuk setengah telanjang.

My Bad Brother Richard (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang