****Sudah menginjak enam hari sejak Eca meninggalkan rumahnya dan berlibur bersama Richard. Ia tahu Ayahnya memperingatkan seminggu saja namun Richard belum menyelesaikan urusan sepenuhnya. Eca sedikit lega setelah tahu pria itu telah meminta ijin Lenry menambah waktu mereka, meskipun ada perdebatan di antara keduanya.
Entah ini hanya perasaannya saja atau apa, Eca merasa Ayahnya sensitif dengan Richard. Hanya saja Eca tak tahu alasannya.
Sepulang dari kunjungan mereka ke perusahaan dan restoran milik Richard di Spanyol, mereka segera mengambil penerbangan ke Prancis dan akan menghabiskan empat hari di sana.
Eca teramat betah berada di Spanyol karena ia memang lancar bahasa negara beribu kota Madrid itu. Richard saja sampai bengong melihat Eca yang sangat lancar berbicara saat mereka berada di keramaian. Ia juga bisa namun tak sebagus dan selancar Eca.
Richard juga membeli satu apartemen di Spanyol dan menjual apartemen Ayahnya dulu. Eca lah yang memilih lokasi apartemen dan katanya harus dekat laut. Richard menurutinya, semua yang dikatakan perempuan itu mutlak baginya.
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam dua puluh menit, tibalah mereka di Prancis. Kali ini Eca lebih bersemangat. Ia bersenandung riang ketika keluar dari pesawat sesekali menatap Richard yang menggandeng nya.
Eca juga mengakses internet, mempelajari beberapa kosa kata bahasa Prancis. Ia pikir mungkin akan berguna.
Kalau di Prancis, Richard lah yang unggul karena pria itu sangat lancar bahasanya. Kakeknya dimana Ayah dari John, berasal dari negara ini. Richard sering mengunjunginya namun ketika ia menetap di Indonesia, ia jarang bahkan tidak pernah sekali pun melihat kakeknya lagi. Richard juga masih sungkan, mengingat pertengkaran ia dan John yang di ketahui keluarga besar mereka.
Karena tak mau langsung ke Mansion tempat kakeknya, Richard check in di salah satu hotel dekat Mansion. Ia dan Eca berjalan masuk ke dalam Hotel dengan Eca mengenakan jaket tebal abu-abu, syal juga sarung tangan begitupun Richard.
Suhu udara negara itu menyengat dingin karena salju sudah turun sejak tiga hari yang lalu. Richard juga telah menyiapkan segala jenis pakaian untuk musim dingin sejak mereka masih di Spanyol.
*
"Selamat datang" ucap seorang resepsionis wanita dengan bahasa Prancis. Eca tersenyum saat ingin membalas sapaan wanita itu, Richard lebih dulu bicara. "Saya Richard, saya sudah memesan satu kamar disini" Ucapnya. Richard menyodorkan kartu tanda pengenalnya.
Sementara Eca masih membisu, berdiri menatap Richard. Pria itu tidak mengatakan padanya bahwa ia fasih berbahasa Prancis. Padahal saat mereka ke Spanyol, Eca dengan bersemangatnya bercerita bahwa ia bisa berbahasa Spanyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Brother Richard (End)
RomanceWarning 21+ ⚠ Setiap konten sensitif pada cerita ini tidak di sensor! Bijaklah dalam memilih bacaan! Eca Dominica, seorang gadis cantik jelita yang tinggal bersama ayahnya, Lenry Dominica. Seorang yang dengan baik dikenal sebagai pembisnis kaya ray...