35. Sosok yang Bisa Diandalkan ☠

19.9K 2.8K 1.7K
                                    

Yay update! 🥳

Sebelumnya aku ingin ucapin makasih banyak udah nemenin cerita Alucard sampai part ini ❤

Kasus covid kembali naik, stay safe semuanya! Kalo gak berkepentingan, lebih baik di rumah aja.

Okay, sebelum mulai baca tinggalin jejak dulu. Komen apa aja di sini.

Pertanyaan random:

1. Martabak manis atau martabak telur?

2. Indomie soto atau kari?

3. Indomie goreng atau kuah?

4. Nasi atau kentang?

5. Sayur atau buah?

Okay, seperti biasa sebelum mulai baca spam emot '☠' yang banyak.

Spam 'Semangat, Cao!' yang banyak juga.

Tekan tombol bintangnya untuk vote mumpung gratis.

Udah semua?

Siap menjelajahi dunia Alucard?

Kalo siap, yuk para Cardes!

Dengan mata yang tersisa beberapa watt, Alucard melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul 5 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan mata yang tersisa beberapa watt, Alucard melirik jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul 5 pagi.

Tak tahan ngantuk, akhirnya Alucard  menguap lebar setelah satu malam tidak tidur karena harus merawat Cao yang tiba-tiba demam tinggi.

"Ngantuk, oi?" Suara Cao memecah keheningan.

Alucard mengangguk seraya mengucek matanya yang berair. Cowok itu kemudian berdecak, "Kacao lo kalo gak sembuh."

Cao yang berbaring lemah di atas kasur, ketawa mendengarnya. Cowok itu lalu menyentuh kening yang tidak sepanas tadi malam. "Demam gue udah redaan, Card. Lo mendingan merem bentar. Habis tuh sekolah. Hoho."

Alucard menggeleng dengan tatapan yang tidak terlepas dari sahabatnya itu. "Mana bisa gue ninggalin lo dalam keadaan begini. Gimana kalo lo tiba-tiba ngedrop kayak tadi malam?"

"Nggak, kok. Gue tau kondisi kesehatan gue sendiri. Lagian gue juga mau cepat sembuh biar bisa nonton bareng Mobil Ayla," balas Cao mengulas senyuman tipis melalui bibir pucatnya.

"Hm. Okay. Kalo ada apa-apa, telepon aja."

"Hoho. Siap, Pak Ketu!"

Alucard pun beranjak berdiri seraya memukul-mukul kepala. Ia belum terbiasa bergadang sampai pagi. Wajar jika kepalanya kini terasa berat dan sakit. Alucard butuh tidur segera.

ALUCARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang