14

212 33 2
                                    

UNDER THE RAIN
》semishira book # 1《

[CHAPTER 14; i see your loose hold]

.
.
.

"putus sebelum jadian, bagaimana rasanya?"

Dengan refleks setengah kesal akan kalimat barusan, Kenjiro menoleh. Hayato dihadapannya mencengkram tangannya yang sudah diposisi siap menepis -atau tepatnya menampar- apapun tadi, 

"senpai.." gumamnya sembari menurunkan lengan

"Ya" yang lebih tua menatap datar kearahnya

Kenjiro awalnya mengira itu Tsutomu, karena bocah itu sempat meributkan Kenjiro dan Eita yang saling mendiamkan

Helaan nafas Hayato membuat Kenjiro kembali terfokus pada seseorang dihadapan,"Dua hari belakangan performamu sangat buruk, kamu tahu? Aku sudah memberikan penerimaan yang bagus untukmu, tapi kamu bahkan membutuhkan langkah ekstra untuk mengejarnya? Kamu pasti bercanda"

Untuk mendapati hal seperti ini; wajar sebenarnya. Sejak awal Hayato memang seseorang yang kritis, kemudian ketika tahun ketiga-nya dimulai, jiwa kritisnya selalu tepat sasaran tanpa pandang situasi dan kondisi. Bagian ini cukup menyebalkan kalau Kenjiro boleh jujur

"Maaf.." Apa ada hal lain yang bisa Kenjiro katakan? Lagipula dia akan dicap tidak sopan untuk menjawab pernyataan seniornya, bukan?

"Tujuanmu bergabung voli bukan Eita, kan?" Hayato menangkap bahunya yang sempat menegang, "Masalah pribadi cukup ditangisi secara pribadi, jangan dibawa untuk menyulitkan orang lain"

"Senpai aku tidak--" "kamu bisa bertanya pada tiap personal, siapa yang tidak merasakannya"

Kenjiro terdiam

Apa apaan perasaan ini? Punggungnya tiba tiba merasa tertusuk puluhan pasang mata yang seolah menghakiminya. Kenapa dia seolah disudutkan seperti ini? Dia bahwa tidak mengerti bahwa moodnya mempengaruhi semua orang.

"Sikap acuh tak acuhmu juga mengganggu. Personality-mu tidak ada menyenangkannya sama sekali. Harus kamu tahu, Eita memang brengsek tapi dia bukan bajingan. Jadi--"

"Senpai hentikan. Beri dia waktu"

Kenjiro hanya diam mengamati roommate-nya yang datang untuk menarik Hayato menjauh darinya. Dia masih bisa mendengar beberapa omelan yang lebih tua dari tempatnya berdiri

Kenjiro tidak mengerti. Dia berfikir sudah melakukan apa yang bisa dia lakukan untuk tim. Tapi kenapa masih seperti ini? Kenapa dia seperti bocah yang egois dan ingin melakukan apapun untuk dirinya sendiri?

Kepalanya sempat naik untuk melihat sekitar. Dan satu satunya yang dia tangkap adalah dua sejoli disana; Reiko -yang ternyata juga merupakan salah satu manajer voli- tampak sibuk membersihkan surai Eita dari keringat, sedangkan Eita sendiri dengan begitu jelas dan terang terangan menatap Kenjiro, yang seketika membuat si empu meluruhkan pandangannya lagi.

Jika boleh jujur, meskipun kesal, tapi tersirat perasaan lega dibenak Kenjiro kala mendapati Eita tidak pernah merespon satupun kontak yang dibuat Reiko. Itu terasa seolah Eita benar benar tidak tertarik pada si gadis. Tapi kemudian sikap Eita yang hanya diam menerima semua kontak itu juga mematahkan argumen pertama

Si surai abu itu terkadang tampak seperti rindu dengan afeksi terang terangan seperti yang didapatnya dua hari belakangan, seolah sudah lama tidak dia dapatkan, dan itu sedikit menyakitkan untuknya

Kenjiro sedikit terkesiap saat tiba tiba mendengar helaan nafas Eita yang sengaja dikeraskan dan diakhiri dengan decakan. Ada apa? Kenjiro hampir kembali mengangkat pandangannya sebelum dia dikejutkan oleh eksistensi lain yang menjulang tanpa aba aba didepannya

UNDER THE RAIN | SEMISHIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang