20

169 11 7
                                    

UNDER THE RAIN

》semishira book # 1《

[CHAPTER 20; when the sea's too deep, isn't it possible for me to be drowned?]

.

.

Toxic

Shirabu Kenjiro menyadari itu yang berkembang didalam dirinya semenjak hubungan jarak jauhnya dengan Eita. Dia hanya akan memberi Eita kabar apapun kecuali kesedihannya, kekhawatirannya, dan ketakutannya.

Dia berfikir, apa keberaniannya menghadapi hujan selama ini hanya berlandaskan ada Eita disampingnya yang siap memberinya 'payung' kapan saja. Masa masa itu terasa seperti halusinasi, mimpi singkat di musim panas

Karena realitanya, bohong jika Kenjiro tidak lagi merasa cemas jika butiran itu turun

Memang bukan hal mudah menghilangkan sebuah phobia, tapi jika memang begitu, kenapa euphoria singkat itu terasa begitu berpengaruh padanya? Seolah tidak ada lagi yang akan ditakutkannya kecuali Eita yang jauh

Kenjiro berfikir, untuk membebani Eita dengan daily issue nya bukan hal yang bisa dibenarkan. Berlandaskan kalimat, 'takut membuat Eita terbebani pikirannya', dia memilih untuk bungkam. Padahal disana Eita terbuka tentang segalanya. Padahal Eita selalu bertanya padanya, juga, padahal Eita bukan tipikal berlebihan yang akan mengambil kereta ke Tohoku hanya karena Kenjiro mengeluh akan sesuatu

Eita adalah dewasa yang bisa memilah prioritasnya

Menjadi mahasiswa jurusan teknik yang sekaligus tengah fokus pada bandnya yang kini telah berjalan sudah pasti melelahkan. Tapi bukan berarti Eita akan lupa segalanya. Kiriman foto kucing putih dengan segala captionnya yang dipanggil Eita sebagai 'Shira' itu selalu menyambut notifikasi Kenjiro dipagi harinya

'Shira mencuci muka setelah makan ikan curiannya'

'Shira yang bersantai seolah dia pemilik dunia'

'Shira merindukan Shira yang lain'

'Shira yang di Tohoku apa kabarnya, ya?'

atau sesuatu lain yang menghangatkan-- sekaligus mencubit hati Kenjiro secara perlahan

"Aku membeli buku baru dengan voucher yang kudapatkan dari event kemarin"

Kalimat itu diucap Kenjiro sembari membuka dan membolak balikkan satu buku tebal mengenai pendidikan kedokteran, maniknya memilah dari satu ke buku yang lain

'berapa harga akhir yang kamu dapat?'

"hmm, belum tahu, aku belum menentukan yang mana, Semi-san tidak mau menitip?"

Terdapat banyak jeda setelah beberapa suara krusak krusuk dari Eita di ponselnya, 'tidak perlu, aku tidak suka membaca buku. Kalau ada diskon untuk pedal, aku mau'

Kenjiro menemukan pilihan finalnya dan melangkah menuju kasir, "pedal sepeda?"

'pedal gitar, sayang'

Menggunakan nada dan panggilan seperti itu, apa Eita pikir dia ini pemilik bumi? Seenaknya sendiri saja seolah segala kehidupan adalah miliknya, dan segala hati harus jatuh padanya-- meski nyatanya memang dia mempunyai hak istimewa itu. Baik selama di SMA, maupun sekarang dikampus, masih ada oknum yang akan menggodanya dijalan, dan yang terjauh adalah menyuratinya.

Kenjiro juga pernah diberi cerita tentang beberapa anak SMA yang memotret Eita secara terang terangan saat didalam kereta, sapaan yang tidak pernah absen didapat ketika memasuki gedung fakultas-- dengan akhiran klaim narsisnya bahwa Kenjiro yang paling beruntung karena hanya dia yang mendapatkan Eita

UNDER THE RAIN | SEMISHIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang