CHO POV
Aku berlari menjauh dari kafetaria berlari dari doppelganger Cedric. Bagaimana mungkin ada seseorang yang benar-benar menyerupai dirinya? Mengapa aku harus dipertemukan seseorang yang sama persis denganmu Cedric? Apa yang dipikirkan Lady Fate ketika menciptakan realitas ini untukku? Apakah dia pikir aku akan senang jika dipertemukan dengan seseorang yang terlihat seperti dirimu? Atau dia ingin aku tersiksa melihat seseorang yang sama persis denganmu?
Pemberhentian terakhirku adalah toilet yang sepi hampir kosong, hanya ada dua orang gadis yang sedang dalam perjalanan keluar dari dalam toilet itu. Aku masuk kedalam salah satu bilik kosong dan menangis di dalamnya.
Dadaku sesak, tanganku gemetaran, kepalaku tidak berhenti memutar memori bersama Cedric. Mengapa hari pertamaku berakhir seperti ini?
Tidak ada percikan seperti yang pernah aku rasakan saat melihat Cedric hanya rasa sakit yang terasa pedih. Aneh melihat wajahnya memandang orang lain dengan pemujaan seperti itu.
DÉJÀ VU
Aku tidak bisa membuat diriku berpikir aku memiliki kesempatan kedua bersama Cedric karena wajah Edward. Kami tidak ditakdirkan bersama. We're not meant to be. Tidak, aku tidak bisa berpikir jernih saat ini. Vampir dan penyihir dua hal yang bertolak belakang. Kami tidak pernah akan memiliki apapun bersama.
Aku harus berhenti memikirkan kemiripan mereka. Mereka orang berbeda, itu adalah kenyataan nya mereka hanya kebetulan memiliki wajah yang sama. Mereka berbeda.
Dia bukan Cedric, Dia adalah Edward.
Air mata masih terus mengalir di pipiku, wajah Cedric membuka kembali kenangan perang itu. Bahkan jika kematian Cedric terjadi sebelum perang, tapi kematiannya adalah pertanda datangnya perang itu.
Aku membenci cara takdir mempermainkanku. Aku membenci dimana diriku putus asa karenanya, omong kosong Cedric terus berputar di kepalaku.
If someday I'm make you hurts please forget me, throw me out of your life. Even if that not what I wanted.
Ini yang dia maksud? Ini luka yang ia tinggalkan ini yang dia maksud melukaiku? Mengapa ugh, mengapa dia mengatakan hal itu di awal hubungan kami? Mengapa dia seolah-olah sudah mempertimbangkan sesuatu yang buruk terjadi?
Aku benci, tapi aku tidak membencinya. Aku benci dipermainkan, untuk sesaat kematiannya aku pikir akan baik-baik saja tapi perang sialan itu. Itu merusak segalanya aku kembali terluka.
Luka yang belum sepenuhnya sembuh kembali di taburi garam. Perih, sakit, dan tidak kunjung sembuh.
Aku tidak bisa membenci Edward karena menyerupai nya, aku tidak bisa kembali begitu saja ke Inggris.
Aku tidak bisa kembali begitu saja.
CHO POV END
....
"Apakah kau yakin dia baik-baik saja Alice?" Jasper bertanya.
Alice mengangguk yakin. Dia telah melihat Cho, si manusia ramah yang menjadi tetangga nya kembali mengikuti pelajaran dengan keadaan baik.
"Dia seperti hanya tidak enak badan atau sesuatu." Ucap Alice. Edward terlihat ragu, gadis itu seolah-olah berlari karenanya. Dia seperti melihat sesuatu.
Bella dengan lembut memeluk lengan kekasihnya yang dingin. Mencoba mengurangi kekhawatiran nya. "Dia pasti sedang tidak enak badan. Terkadang aku melakukannya." Ucap Bella mencoba menenangkan vampir yang terlihat khawatir. Walaupun jujur saja dia tidak yakin Cho berlari karena tidak enak badan, dari awal dia yakin bahwa gadis itu agak berbeda.
Sekarang dia semakin memikirkan itu.
"Sesuatu aneh dari gadis itu, rasa sakit yang dia rasakan ketika melihat Edward. Itu rasa sakit yang buruk." Ucap Jasper. Mencoba menerjemahkan darimana asal rasa sakit itu.
"Tapi mengapa? Dia dan Edward baru saja bertemu." Bella bertanya. Jasper mengangkat bahunya dengan kaku dia sendiri tidak tahu mengapa.
"Mungkin dia cemburu pada Bella-" Alice mencoba menyarankan. Namun Jasper dengan cepat memotongnya. "Tidak, emosi yang dia keluarkan tidak memberikan rasa cemburu seperti itu, dia memiliki rasa cemburu namun rasa sakit jauh sangat jauh lebih kuat. Entah apa yang menimbulkan rasa sakit seperti itu pada manusia." Seharusnya Jasper tahu rasa sakit itu muncul dari kehilangan jika saja dia tinggal lebih lama untuk mengamati Bella. Dia akan merasakan sakit yang hampir sama.
Bella menatap dalam diam lorong yang dilalui Cho ketika berlari menjauh dari kafetaria. "Dia mengingatkanku pada diriku setelah kalian meninggalkanku, seperti ada kehampaan yang mengelilinginya..."
....
Cho seperti ramalan Alice kembali mengikuti kelas. Setelah menggunakan mantra glamor pada dirinya agar wajahnya tidak terlihat mengenaskan. Sialnya, dia mendapatkan kelas yang sama dengan Bella, kelas bahasa spanyol. Dia duduk di samping Bella satu-satunya bangku kosong yang ada di kelas.
Dia tersenyum tipis pada Bella. "Maaf soal kejadian di kafetaria." Ucapnya.
Bella mengangguk mengerti. Mereka duduk diam selama jam pelajaran berlangsung. Hingga akhirnya bell berbunyi dan Cho berjalan beriringan dengan Bella ke kelas terakhir.
"Apakah kau baik-baik saja?" Bella bertanya.
"Tentu saja, aku hanya tiba-tiba merasa mulas saat di kafetaria." Ucap Cho dengan kebohongan yang dapat terpikirkan olehnya.
Cho dengan ragu mencoba bertanya kepada Bella. "Berapa lama hubungan kalian? Aku melihat kalian berdua sangat dekat." Hampir tidak terpisahkan.
"Ah, kami bersama sekitar dua tahun. Bukan hal mudah untuk mencapai itu." Bella tertawa gugup.
Dengan gerakan itu Cho bisa menangkap hubungan mereka tidak semudah yang dilihat oleh orang-orang. Ini sesuai dengan dugaan Cho, hubungan Vampir dan Manusia tidak akan semudah itu...
Bahkan sesama penyihir saja tidak akan mudah.
Sebelum mereka memasuki kelas, Cho mulai bisa merasakan kehadiran vampir itu.
Kelas terakhirnya adalah Biologi.
Mereka memasuki ruangan bersama. Mata Cho langsung menangkap mata topaz yang sudah menghancurkan harinya.
Mengapa vampir itu harus mengambil kelas Biologi?
Tidak masuk akal!!!
....
865kataHello!!
SELAMAT TAHUN BARU IMLEK!!Jangan lupa vote and follow<333
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃É𝐉À 𝐕𝐔 - EDWARD CULLEN
FanficBagaimana jika setelah mengalami banyak hal kelam di Inggris Cho Chang akhirnya memutuskan untuk pindah ke sebuah kota kecil di Amerika. Berharap bahwa dia bisa menyembuhkan luka dari perang dan kenangan nya bersama Cedric. Saat dia sudah menjauh da...