CHAPTER 8 - ALICE'S PROPHECY

731 103 14
                                    

Keesokan harinya adalah hari yang normal bagi Cho setelah setidaknya dua hari bertemu shapeshifter dan vampir mengancam jiwa. Dia bangun dari tidurnya mengirim surat ke pada orangtuanya dan juga khusus pada Elf yang dia tinggalkan. Beberapa untuk teman-teman dekatnya dan yang terakhir untuk ibu Cedric.

Mrs. Diggory.... Cho tidak yakin dia akan pernah mengerti bagaimana cara ibu Cedric mengatasi luka yang di tinggalkan Cedric. Mrs. Diggory pada akhir perang dia tetap berdiri kuat dan tanpa getir melawan apa yang diyakininya membunuh putranya. Sedangkan Mr. Diggory meninggal tidak lama setelah perang. Kehilangan Cedric melukainya dengan buruk.... Sekarang tersisa Mrs. Diggory dalam rumah tangga itu. Cho hanya berharap dengan kehadiran nya yang samar dalam kehidupan wanita malang itu dia masih merasa memiliki seseorang.

Kehilangan dua orang yang berharga pasti berat untuknya.

Cho menghela nafas dan bersiap menghadapi neraka nya, sekolah menengah atas muggle atu nomaj. Sulit rasanya beradaptasi dengan lingkungan baru Cho karena Doppelganger Cedric tiba-tiba saja datang dan merusak segalanya.

Cho menyadari betapa dia tenggelam dalam luka setelah perang, reflek perang dan wajah-wajah yang tewas masih menghantui nya. Bahkan Dopplangger Cedric benar-benar membuatnya ketakutan dan panik. Sungguh sangat ironis mengingat dia telah melewati hampir 2 tahun setelah kematian Cedric namun masih saja merasakan sakit nya.

Dia tidak bisa pindah ke orang lain, dia masih belum pindah.

Terkadang Cho mencoba namun akhirnya kembali ke awal mengingat seluruh kenangan bersama Cedric. Sungguh sulit bagi Cho untuk menjadi normal dengan wajah dari masa lalunya masih terus muncul, lebih buruk lagi di tubuh orang asing. Edward Cullen, Cho pindah sangat jauh hanya untuk bertemu dengan Dopplangger Cedric apakah itu sebuah tantangan Dewi sihir untuknya sehingga dia bisa melupakan Cedric seutuhnya atau dia hanya ada untuk menjadi bagian dari rasa sakit Cho.

Cho tidak tahu jawabannya...

Saat ini Cho menatap wajah yang pucat didepan cermin. Matanya tidak bisa berbohong tentang bagaimana dalam dirinya sedang berkecamuk perasaan yang rumit, antara harapan dan keputusasaan. Dia awalnya memiliki harapan untuk kehidupan yang lebih besar dari yang bisa dia dapatkan di inggris ketika dia pindah ke Amerika namun disinilah dia tetap saja putus asa menjalani hidup ditambah dengan vampir yang menyerupai Cedric.

Wanita berambut hitam gagak itu menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat ironi hidupnya. Menyedihkan dan begitu putus asa Cedric akan sedih melihat hidupnya sekarang. Dia tidak akan pernah memaafkan Cho jika Cho tidak bisa menjalani hidupnya dengan penuh optimisme. Namun Cho, Cho tidak akan pernah bisa hidup dengan normal setelah perang pecah di inggris sekarang dia masih kehilangan arah, pergi dari Hogwarts berarti memukai karirnya sebagai apapun yang dia inginkan... Sekarang dia kehilangan arah cita-cita yang dulunya ada telah dia kubur dalam-dalam. Dia hanya ingin sembuh dari luka yang waktu bahkan tidak bisa menyembuhkan nya.

Betapa buruk perang itu, perang yang Cho harap tidak akan pernah terulang kembali.

Parkiran mobil masih sepi Cho memarkirkan mobilnya di samping truk usang Bella. Dia menarik nafas dalam-dalam sebelum turun dari mobil dan melangkah ke sekolah muggle barunya. Cho benar-benar tidak tahan dengan lingkungan sekolah yang penuh vampir yang memiliki kemampuan untuk melanggar privasi seperti beberapa penyihir namun di dalam kepala Cho penyihir jarang melakukan hal itu tanpa alasan jelas.

Contohnya profesor Ramalan profesor Trewlaney dia mendapatkan penglihatan secara tidak sengaja dan tidak menginginkan itu. Sedangkan vampir ini Cho tidak tahu bagaimana cara kerja kemampuan mereka.

Suasana Forks seperti biasa mendung dan berawan dan dingin. Suasana yang cukup cocok untuk merenung di kamar dan melanjutkan sesi depresi. Cho terkekeh pada ide itu, dia tahu dia tidak akan pernah menghasilkan apapun dari duduk diam, merenungi hidup nya jika saja Cedric dan perang tidak terjadi tapi sekali lagi dia tidak akan mendapatkan apa-apa dari hal itu.

𝐃É𝐉À 𝐕𝐔 - EDWARD CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang