CHAPTER 16 - A WAR START

575 69 7
                                    

Cho memperbaiki kupluknya dan memeriksa jaketnya. Pakaian musim dingin nya cukup banyak jadi dia tidak perlu repot-repot berbelanja lagi. Udara di atas gunung mengingatkan nya pada Hogwarts. Kenangan dia berada di Hogsmeade saat musim dingin teringat kembali. Bedanya saat ini dia harus memasang wajah cemberutnya karena Alec benar-benar menjaganya dari jarak dekat.

Cullen dan Bella tidak bisa berhenti memandangi nya dengan terkejut.

"Dia mengatakan dia tidak akan melakukan hal apapun kecuali aku menyuruhnya." Cho berbicara dengan nada kesal.

"Aku tidak menyuruh nya melakukan ini, dia tidak ingin terlibat dalam konfrontasi itu secara langsung." Itulah poin yang membuat Cho kesal. Apa-apaan Alec itu? Dia benar-benar bertujuan untuk melindungi nya tanpa memikirkan orang lain. Sungguh, Cho bertanya-tanya bagaimana dia bisa berakhir dalam situasi ini.

"Itu nampak mustahil bagiku." Celetuk Edward. Dahinya membentuk kerutan dalam.

"Apa yang nampak mustahil? Seharusnya kalian bersyukur masih utuh saat ini. Hanya secuil Coven yang utuh setelah berhadapan dengan penghakiman Volturi. Utamanya dengan kasus mengekspos vampir kepada manusia." Alec membalas Celetukan Edward.

Cho mendesah frustasi.

"Baiklah lupakan percakapan ini, kembali ke pembicaraan posisi." Cho memulai.

"Serigala telah bersembunyi di balik pohon, kemudian aroma mereka telah aku hilangkan. Selanjutnya, ramuan dengan bau darah, yang aroma balasannya telah aku berikan ke kalian telah di sebar. Artinya satu hal, kita hanya perlu menunggu. Alice?"

"Mereka tiba besok, sesuai prediksi ku." Ucapnya.

Cho mengangguk kemudian membagikan gelang darurat kepada mereka. "Gunakan saat benar-benar darurat. Ini akan langsung membawa kalian kembali ke sisi seberang tempat perang dimulai." Jelas Cho.

"Sam telah memiliki nya begitupun kawanan nya."

"Kita benar-benar melibatkan nya dalam hal ini?" Edward kembali berbicara.

"Yah, sepertinya begitu." Cho menjawab. Sambil menahan Alec agar tidak menggunakan kekuatan nya pada Edward.

Cho bisa mendengar Alec mendecakkan lidahnya kesal. Cho menatap Edward yang kembali mengingatkannya tentang wajah Cedric sebelum menarik Alec. "Biarkan aku pergi sebentar."

Cho tanpa peringatan membawa Alec berdisappread. Mereka mendarat dengan aman di tengah hutan sepi. "Apa-apaan itu?" Alec tampak bingung. Tidak mual seperti kebanyakan pemula.

Jelas berbeda karena dia vampir. "Disappear kata lainnya Teleportasi." Cho menjelaskan.

"Alec bukankah kita sudah membicarakan ini sebelumnya? Bersikap baik pada mereka. Setidaknya untukku, aku menyayangi Bella seperti seorang teman. Bahkan jika aku juga tidak begitu menyukai sifat Edward kau tidak bisa terus mencelanya. Diamkan saja dia."

Alec menatap Cho dengan wajah yang tidak terbaca. Datar, seperti wajah saat mereka pertama kali bertemu. Itu hampir membuat Cho merinding. Alec tidak pernah memasang fasad itu padanya, dia selalu menjadi vampir cerewet, keras kepala dan egois baginya. Ekspresi nya menggambarkan perasaan nya. Dia tidak pernah memasang wajah itu.

"Caramu memandangi nya berubah-ubah." Alec berbicara dengan nada tenang. Cho menatapnya tidak paham. "Apa yang kau maksud?" Cho berjalan maju mendekat padanya.

"Terkadang kau menatapnya seolah dia orang yang terburuk kemudian berikutnya matamu berkaca-kaca seolah memandang orang yang berbeda." Alec menjelaskan.

Cho tertegun. Bagaimana bisa dia menyadari hal itu? Sungguh Cho berpikir dia telah menyembunyikan nya dari Cullen terkecuali Bella dengan sangat baik. Bagaimana bisa Alec menyadari nya?

𝐃É𝐉À 𝐕𝐔 - EDWARD CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang