Alec?
Cho segera bergegas menuju ke arah yang disebutkan Raven. Mengabaikan dua serigala yang sudah tertidur nyenyak di halaman rumah nya. Dia melewati beberapa jalan setapak sebelum vampir yang dikenalnya melompat dari pohon.
"Kau membawa serigala ke rumah mu." Nada suaranya jelas tidak terdengar senang.
"Apa yang kau lakukan di sekitar sini?" Cho bertanya khawatir mengabaikan pertanyaan awal vampir pria itu. Konflik bisa saja terjadi.
"Kau mengabaikan pernyataan ku."
"Mereka temanku, Suku Quileute. Kami sama-sama memiliki sihir. Tidak bisakah kau menjauh dari daerah ini? Aku tidak ingin ada masalah."
"Aku tidak mau." Jawabnya cepat.
Cho menghela nafas. "Apa yang ingin kau lakukan di sini hm?" Cho pada akhirnya bertanya dengan nada lembut.
"Mengunjungimu tentu saja." ucapnya seolah itu adalah hal terjelas.
"Kau yakin tidak untuk mengawasi pertarungan Newborn itu?" Cho menuduhnya, itu jelas mudah di tebak.
"Aku tidak mengerti -"
"Jangan pura-pura tidak tahu. Kau mengawasi sejak awal pembentukan newbie itu bukan? Kau memang ingin melihat pertarungan mereka. Jangan membuatku memihak." Cho pergi dengan cepat setelah konferensi singkat itu.
Dia menjauh dari hutan dengan menyisakan asap putih. Dia benci posisinya tapi kemudian apakah itu salahnya untuk membenci kondisi ini? Dia terikat dengan vampir tanpa persetujuannya. Seolah-olah dia akan sembuh seiring dengan penerimaan nya terhadap hubungan itu namun nyatanya akhir-akhir ini lebih rumit. Alec bukanlah yang terbaik dan dia tahu setiap vampir memiliki banyak hal kelam dan kejam layaknya penyihir.
"Kau bertemu vampir, siapa dia?" Seth bertanya ketika Cho kembali. "Kupikir kau tertidur?" Cho bertanya kembali sebagai jawaban.
"Ya, tapi instingku lebih kuat dari rata-rata." Jawab Seth.
"Vampir pengembara lewat, aku hanya memastikan." Bohong Cho lalu bergegas masuk dan membanting pintunya. Mengabaikan panggilan Seth.
....
Burung hantu asing membawa surat untuknya. Cho memandangi nya dengan datar, surat dari teman-teman Ravenclaw nya. Dia bukannya membenci mereka hanya saja, dia tidak suka ingatan-ingatan tentang bagaimana perlakuan mereka sebelumnya terhadap dirinya. "Bukankah ini berlebihan Raven? Mereka memohon kepada ku agar hadir ke pesta mereka ketika dahulu aku selalu menunggu mereka untuk menawarkan ku ikut?" Cho meratap sebelum melempar surat itu ke api.
Dia tidak butuh waktu untuk itu, perang di depan mata. Dia tidak asing dengan perang namun kali ini berbeda. Tidak akan ada sihir yang meledak-ledak hanya akan ada debu vampir, suara keras tubuh yang bertabrakan dan rauman-rauman.
"Jika Luna tahu dia akan menganggapku tidak rasional bukan?" Cho bertanya. Dia menghela nafas berat. "Aku benci membayangkan mereka berperang tanpa aku melakukan apapun."
"Lalu Alec mengapa dia ada? Apa yang membuatku harus terikat dengan nya? Dia sepertinya puas dengan dirinya sendiri." Ucap Cho.
Raven diam, dia mengabaikan apapun yang diucapkan oleh Cho dan memilih fokus pada makanannya. Toh Cho sendiri yang akan menemukan jawabannya, begitu lah akhirnya.
"Baiklah jika kau tidak peduli, aku butuh bantuan untuk beberapa mantra." Ucap Cho. Burung itu akhirnya berhenti mengabaikan nya dan pergi mengambil buku yang agak terlihat meyakinkan.
"How to Survive among Vampir - William Shakespeare. Hah?" Cho shock. "William Shakespeare adalah vampir?!" Cho rasanya akan pingsan. Bagaimana bisa ini nyata? Tidak masuk akal baginya. Dia tentu kenal penulis terkenal itu karena Luna namun dia tidak tahu dia sekarang adalah vampir dunia hanya tahu bahwa dia meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃É𝐉À 𝐕𝐔 - EDWARD CULLEN
FanfictieBagaimana jika setelah mengalami banyak hal kelam di Inggris Cho Chang akhirnya memutuskan untuk pindah ke sebuah kota kecil di Amerika. Berharap bahwa dia bisa menyembuhkan luka dari perang dan kenangan nya bersama Cedric. Saat dia sudah menjauh da...