31. Rindu

470 64 0
                                    

HAPPY READING

Playlist-Can't We Just Leave The Monster Alive [TOMORROW X TOGETHER]

***

'Semua ini hanya perihal rindu dan rasa sakit ini'

***

Bumi dengan cepat langsung melepaskan genggaman tangannya pada Raya. Bumi langsung mengambil makanan yang sudah ia siapkan di meja. Kebetulan sekali Raya membelakangi meja akhirnya Bumi mendekat ke arah Raya sambil mengambil makanannya. Sehingga posisinya seperti Bumi akan memeluk Raya.

"Urusan kita belum kelar," bisik Bumi tepat di telinga Raya.

Bumi langsung pergi meninggalkan dapur menuju kamarnya. Di dapur tinggalah Raya dan Yena. Yena menghampiri Raya yang masih terdiam di posisinya.

"Ekhem, kak Raya gak di apa-apain kan sama bang Bumi?"

"Gak lah, ngaco kamu Yen," ucap Raya sedikit canggung.

"Yaudah lanjut nonton yuk?" ucap Yena dan di setujui dengan sebuah anggukan oleh Raya.

Bumi masuk ke dalam kamarnya sambil membawa makanan untuk yang lain. Mereka berempat sudah siap dengan posisi mereka masing-masing.

"Kita langsung coba sekarang? Kalian pasti cape, gak mau istirahat dulu?" tanya Bumi.

"Sekarang aja, takutnya nanti gue pulang kemaleman soalnya lagi banyak-banyaknya tugas dari kampus nih," keluh Satya.

Bumi menganggukan kepalanya dan langsung ikut bergabung. Ngomong-ngomong hubungan Bumi dengan Juna masih belum membaik. Sampai saat ini diantara mereka berdua belum ada kata maaf dari salah seorang. Mereka masih asik saling mendiamkan satu sama lain. Setelah 2 jam berlatih mereka langsung istirahat dan memakan makanan yang tadi Bumi ambil.

"Mi? are you oke? Muka lo pucet banget," ucap Satya menyadari bahwa wajah Bumi pucat sekali sekarang.

Bumi menganggukan kepalanya, "Gue baik-baik aja kok. Muka gue pucet karena gue banyak tidur aja kali," elak Bumi.

Juna menatap Bumi sekilas, wajahnya memang pucat sekali dan Juna tahu Bumi pasti berbohong. Tidak mungkin wajah menjadi pucat karena terlalu banyak tidur kan? Jujur saja sebenarnya ia cukup khawatir dengan keadaan adiknya itu.

"Bang, gue sama Kai pulang duluan ya? Bunda udah jemput, bang Satya duluan ya," ucap Teguh berpamitan.

"Kai pulang dulu, dah."

Sekarang tinggllah Bumi, Satya dan Juna. Satya melirik kedua orang yang masih dalam fase diam-diaman itu. Satya mnghela nafas bingung apa yang harus ia lakukan pada kedua orang itu.

"Bang Jun, Mi. kalian kok diem-dieman gini? Gak asik ah," ucap Satya cemberut.

Bumi menatap Satya sambil menaikan sebelah alisnya. Tahu dari mana manusia jangkung itu? seharusnya Bumi tak heran lagi karena sudah pasti bang Juna yang cerita.

"Masalah kalian apa sih sebenernya," ucap Satya mulai merasa kesal karena tidak mendapatkan respon dari keduanya.

"Dia duluan." Bumi dan Juna saling menunjuk satu sama lain.

Satya mengerutkan alisnya bingung, "Hah? Gimana?"

Juna menarik nafas dan membuangnya dengan kasar, "Maaf, gue yang salah."

Bumi menggelengkan kepalanya tak setuju, "Engga, Bumi yang salah. Maaf udah bohongin bang Juna."

"Lah? Tadi saling nyalahin satu sama lain sekarang pada nyalahin diri sendiri? Arg gila, seharusnya gue pulang aja bareng Teguh sama Kai," ucap Satya mendenggus kesal.

Way Home : TXT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang