35. BYE

799 66 1
                                    

HAPPY READING

Playlist- Way Home [TOMORROW X TOGETHER]

***

'Kalian adalah rumah di mana dari semua rumah kaliahlah yang paling nyaman'

***

Satya menghentikan mobilnya di tepi jalan. Matanya melihat dua orang yang ia kenal. Siapa lagi jika bukan Bumi dan Kai.

"Hei!" teriak Satya lalu berlari menghampiri mereka.

Bumi dan Kai melihat Satya berlari ke arah mereka berdua pun langsung berdiri.

"Bumi, lo ngapain di sini? Juna udah bilang kalau lo harus diem di rumah sakit, ayo kalian berdua masuk mobil!" ucap Satya dengan tegas mengandeng tangan kedua bocah itu.

Satya menutup pintu mobil dan mulai melajukan mobilnya kembali ke rumah sakit. Tak lupa ia mengabari Juna kalau ia menemukan Kai dan juga adiknya.

"Maaf bang udah ngerepotin," ucap Kai merasa bersalah.

"Emang. Tau gak pikirian gue udah mulai aneh aneh gara-gara khawatir. Gue takut lo loncat dari atap gedung atau lo nyeburin diri ke danau bahkan gue fikir lo bisa aja gantung diri. Lain kali gue mohon jangan lakuin hal bodoh dengan kabur kayak gini. Lo buta arah, makanya gue khawatir banget," cerocos Satya yang terlihat seperti ibu yang sedang mengomeli anaknya.

"Udahlah bang, sekarang kan Kai udah ketemu. Jangan ngomel-ngomel terus. Lo jadi keliatan kayak ibu-ibu," ucap Bumi.

"Diem Bumi, lo juga sama. Lo lagi di rawat dan bisa-bisanya lo nekat nyari Kai. Dan, bisa-bisanya lo lepas selang impus itu. Gue beneran khawatir tau," ucap Satya cemberut.

Akhirnya mereka sudah sampai di rumah sakit. Saat mereka keluar Bumi dan Kai langsung memeluk Satya.

"Makasih udah khawatir sama kita," ucap Bumi tersenyum.

"KAI, BUMI!" Juna dan Teguh berteriak dan langsung menghampiri mereka. Pada akhirnya mereka ikut berpelukan.

Mereka melepaskan pelukannya dan kembali masuk ke ruang rawat Bumi. Karena hari sudah mulai malam tak bisa di pungkiri bahwa ini udara sudah mulai dingin.

"Maaf," ucap Teguh meminta maaf pada Kai.

Kai menggelangkan kepalanya, "Engga, seharusnya kamu gak minta maaf. Aku juga salah."

"Iya, iya kalian berdua salah. Udahlah anggap aja gak terjadi apa-apa," ucap Bumi.

Juna mulai mendekati Bumi, "Lo juga salah, ayo minta maaf. Bisa-bisanya keluar dari ruang rawat." Juna menatap Bumi dengan tatapan sinis. Yang di tatapan hanya tersenyum cengengesan.

"Tapi kan Bumi yang nemuin Kai," protes Bumi.

"Sekarang lo dalam pengawasan gue. Inget ya Bumi Mahendra, jangan bandel." Juna tersenyum sambil mengacak ngacak rambut Bumi.

***

Sekarang Bumi sedang bicara berdua dengan pamannya. Ia sedang membicarakan tentang apakah ia bisa mendonorkan ginjalnya untuk Kai.

"Bumi, kamu ini penderita kanker darah atau istilah lainnya leukimia, dan kamu itu sama sekali tidak bisa mendonorkan ginjal kamu. Mau kamu mendonorkan jantung, ginjal, atau oragan lainnya, kamu gak bisa."

Bumi menghembuskan nafasnya gusar, ia berjanji ingin membuat orang lain juga bahagia, tapi bagaimana caranya?

"Om, bisa bantu Bumi cari pendonor ginjal ga? Itu gak sulit untuk seorang dokter seperti om kan?"

Way Home : TXT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang