16. Berubah?

597 74 11
                                    

HAPPY READING

PLAYLIST-Your Light [Tomorrow X Together]

***

'Apakah dia akan benar-benar berubah?'

***

Satya, Teguh dan Bara sudah sampai di rumah sakit. Saat mereka mendapat telpon dari Reno tentang Bumi, dengan segera mereka bertiga memutar balik mobil dan langsung menuju rumah sakit.

"Gue beneran khawatir sama Bumi," ucap Satya sambil meremat tanggannya khawatir.

Sesampainya di ruang IGD Satya, Teguh dan Bara langsung menghampiri Juna yang duduk sambil melamun. Keadaannya benar-benar berantakan sekali. Di sana Juga ada Reno dan Reyhan yang keadaaannya tak jauh berbeda dari Juna.

Satya menepuk bahu Juna, Juna langsung mendonggakan kepalanya dan langsung berdiri dan memeluk Satya.

"Bumi, bakal baik-baik aja kan?" ucap Juna dengan air mata yang mengalir.

Tiba-tiba Juna membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju Reyhan. Juna menatap Reyhan dengan penuh amarah.

"Ayah, ini semua salah ayah. Ayah yang bikin adek Juna di culik, semua rasa sakit yang Bumi dan Juna rasain itu gara-gara ayah! Andaikan ayah bisa berdamai dengan masa lalu ayah, semua hal ini gak akan terjadi sekarang. Juna capek, Bumi selalu jadi korban keegoisan ayah, gara-gara kesalahan yang dilakukan ayah di masa lalu, kita yang tersakiti sekarang!"

"Juna? Kenapa kamu bicara seperti itu, ingat tempat Juna Mahendra! Sekarang kita lagi di rumah sakit."

"Gue gak peduli," ucap Juna dengan penuh penekanan.

Juna kembali menjauh dari hadapan Reyhan. Semua orang yang menyaksikan itu terkejut dengan prilaku Juna. Karena mereka tak pernah melihat amarah dan kebencian yang begitu besar seperti tadi di mata Juna.

Cahyo keluar dari IGD, dengan cepat Juna berjalan mengahmpirinya.

"Om, Bumi gapapa kan? Dia gak bakal ninggalin Juna kan?"

"Maaf."

"Maksudnya apa?" semua orang serentak berkata demikian.

"Kalian terlalu berisik di sini, Bumi butuh istirahat. Biarkan dia istirahat sampai besok pagi. Jika ingin bertengkar pergi dari sini, kalian sangat mengganggu," ucap Cahyo sambil berjalan pergi dari hadapan mereka.

Juna merasakan hal itu, kebencian yang ada di mata Cahyo. Cahyo benar-benar sangat membenci keluarga Mahendra, karena keluarga Mahendra ia kehilangan kakak perempuannya dan membuat keponakan kecilnya dibenci oleh ayahnya sendiri. Cahyo sangat-sangat menyayangi Bumi, karena pesan terakhir dari mendiang kakaknya adalah ia harus menjaga Bumi. Cahyo Juga menyayangi Juna, tapi tidak seperti ia menyayangi Bumi.

Pada dasarnya Bumi di sini memang tidak mendapatkan kasih sayang ayahnya setelah bundanya tiada, tapi Bumi mendapatkan kasih sayang terbaik dari dua pamannya yaitu Reno dan Cahyo.

"Udah ya, sekarang kalian istirahat, terus pulang dulu. Besok pagi kalian balik lagi ke sini ya?" ucap Reno memberi perintah.

Mereka semua menghela nafas berat dan menganggukkan kepalanya mematuhi perintah Reno.

"Juna, ayo pulang. Kita bicarakan hal yang kamu bicarakan nanti," ucap Reyhan sambil menarik paksa Juna keluar.

Satya masih diam dan tak bergerak, sehingga bahunya di tepuk oleh Reno dan ia bisa menyadarkan diri dari lamunannya.

Way Home : TXT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang