10. Janji

653 80 4
                                    

HAPPY READING

Playlist-Crown [TOMORROW X TOGETHER]

***

'Sampai kapan pun, rahasia tetaplah rahasia'

***

Sabil masuk ke dalam rumah Reno dengan tergesa-gesa, Anisa di belakang mengikutinya dengan wajah yang panik.

Renata dan Reno yang sedang memeluk Teguh langsung melepaskan pelukannya saat melihat Sabil datang. Renata langsung berdiri dan menghampiri adik laki-lakinya itu. Tanpa basa-basi Renata melayangkan sebuah pukulan untuk Sabil.

"Gue baru tahu adek gue bego banget! Lo gak mikir apa sebelum ngomong?! Lo hampir bikin dia menginggal bego!" bentak Renata. Amarahnya terasa sudah sampai di puncak saat melihat batang hidung Sabil.

"Maaf." Sabil tak bisa berkata-kati lagi, ia tahu ia benar-benar menyesali perbuatannya itu.

"Lo sebenernya sayang gak sih sama Teguh? Kalo misalnya lo gak sayang dan malah perlakuin dia kayak gitu lebih baik Teguh jadi anak gue aja," ucap Reno sambil berdiri menghadap sahabatnya itu.

"Bang? Gue tahu gue salah, gue janji gue gak bakal ngelakuin hal itu lagi, jangan pernah ngomong gitu lagi sama gue. Gue sayang sama Teguh," ucap Sabil.

"Teguh, papa minta maaf okay? Buat perkataan papa waktu itu---"

"Gapapa, om Reno udah certain semuanya kok. Tapi, bisa gak papa pergi dulu aja? Teguh rasa Teguh gak bisa liat papa untuk saat ini. Entah kenapa setiap ngeliat wajah papa, Teguh jadi keinget kejadian itu, itu agak sesak buat Teguh, tatapan papa waktu itu benar-benar bikin Teguh ngerasa sesak setiap inget kejadian itu."

Sabil terdiam sambil menatap anaknya itu, pandangannya beralih pada Reno, "Bang, gue titip Teguh ya? Kalau dia udah mau maafin gue, nanti gue balik lagi ke sini."

"Sabil?"

"Gak Anisa, ayok kita pulang. Gapapa dia mungkin belum mau maafin aku." Sabil menarik tangan Anisa keluar dari kediaman Reno.

"Om, Teguh gapapa kan tinggal di sini sementara?" tanya Teguh.

"Gapapa dong, tante sama om bakal seneng banget kalo kamu di sini. Satya juga bakal ada temennya. Bumi juga nginep di sini juga." Renata mengusap kepala Teguh dan tersenyum.

Teguh tersenyum, Satya, Juna dan Kai yang baru masuk ke ruang tengah datang dengan kebingungan.

"Tadi Mama sama papa ke sini kan? Tapi kenapa cuma bentar?" tanya Kai penasaran.

"Kai nanti lo pulang aja ya, gue mau nginep di sini beberapa hari," ucap Teguh.

"Kai juga mau ikut dong," ucap Kai yang tidak bisa jauh dari kakaknya itu.

"Jangan! Lo harus temenin mereka," ucap Teguh.

"Hm, yaudah."

"Ck! Mukanya jangan pada sedih gitu dong, kebetulan gue dapet uang jajan lebih dari ayah. Ayo gue traktir." Juna menarik tangan mereka semua keluar dari rumah dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.

Juna membawa mereka bertiga ke sebuah warung kecil di pinggir jalan. Emm mungkin lebih terlihat seperti Warteg. Mereka berempat masuk kedalam dan duduk di sebuah meja yang panjang dan cukup untuk di tempati berempat.

"Mau pesen apa?" tanya Juna.

"Oh ya pasti nasi padang, iya gak?"

"Gue setuju sama bang Sat," ucap Kai dan Teguh bersamaan.

Way Home : TXT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang