6. A Night Call

163 16 0
                                        
















"Boleh gak kalo aku deketin kamu?"

Kata-kata yang didengar tiga hari lalu itu kembali terngiang-ngiang di otak seorang Shani Indira. Di hari Grayson menanyakan itu padanya, dia hanya bisa mengeluarkan reaksi seadanya, yaitu senyum. Dan setelah itu Shani langsung mengajaknya kembali ke sekolah.

Shani hanya tersenyum karena ada sebabnya. Yang pertama, dia sebenarnya ingin menjawab "Boleh" tapi entah kenapa kata itu tidak bisa keluar mulutnya. Yang kedua, Shani bingung dengan Grayson. Hal ini malah sekarang membuat Shani yang bertanya-tanya. Jadi selama ini intensitas chat-an mereka semakin bertambah itu lagi apa kalau bukan PDKT? Padahal selama ini Shani sudah menganggap kalau mereka berdua sedang PDKT.

Anehnya lagi, setelah kejadian itu Grayson tidak menanyakan atau meminta jawaban dari pertanyaan itu pada Shani. Entah apa yang ada dipikiran Grayson, Shani juga tidak tahu. Meskipun begitu, mereka masih sering chat berdua.

"Haah.. yaudah lah. Lagian kita masih rajin chat-an juga." Shani lalu bangkit dari aktivitas rebahannya dan HP-nya.

Sejenak dia membuka aplikasi Instagram dan membuka story orang-orang yang dia follow.

"Lagi latihan ternyata," ujar Shani setelah melihat story dari siapa lagi kalau bukan Grayson.

"Semangat latihannya." Shani mengucapkan kalimat itu sambil mengetiknya juga di bagian reply.

Tak lama kemudian, muncul notifikasi dari akun 'santonio_grazyy'. Agak alay memang username-nya.

"Oalah, udah di rumah ternyata," ucapnya setelah membaca balasan dari Grayson. "Iya sih udah jam 8 juga."

Dia lalu kembali melihat ke layar HP-nya dan melihat ada tanda "..." yang artinya Grayson sedang mengetik.

"Habis aku mandi, mau vidcall ga?"

Shani agak kaget. Pasalnya, ini akan jadi video call pertama mereka setelah selama ini cuma sebatas chat. Bahkan voice call pun mereka belum pernah.

"Hmm.. boleh." Shani mengetik kata itu untuk membalas Grayson.

"Aduh aduh.. dia mau vidcall lagi." Shani langsung melemparkan HP-nya dan berjalan menuju kaca untuk melihat penampilannya.

"Aduh cuma pake piyama lagi. Ganti gak ya?"

"Belum pake softlens. Kacamataan aja apa? Eh kalo nanti keliatan beda gimana dong?"

Shani melemparkan pertanyaan bertubi-tubi pada dirinya sendiri. Entah apa yang harus dia khawatirkan. Padahal beberapa hari yang lalu dia dan Grayson dengan santainya ke sana kemari berdua, jalan-jalan ke festival makanan, dan pegangan tangan. Sekarang giliran cuma mau video call malah panik.

Sedangkan di sisi lain,

"Ayo Grayson, pasti bisa. Lu harus berani." Grayson terlihat sedang menyemangati dirinya.

Sebenarnya 'habis mandi' itu cuma alasannya Grayson. Dia sudah selesai mandi dari tadi, bahkan dari sebelum Shani me-reply story di Instagram-nya. Dia cuma sedang menyiapkan mental.

"Oke. Set timer 16 menit. Kalo timer udah abis, baru gue telpon Shani."

Grayson sebenarnya merasa aneh dengan hal persiapan mental ini, tapi dia yakin bukan cuma dia yang begini. Banyak orang di luar sana pasti melakukan hal yang sama juga.

"Gue gapapa kan ya pake baju gak ada tangan begini? Apa ganti kaos biasa aja?"

"Aduh, minum dulu deh."

Mr. AirplaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang