"Gokil son, lu bakar dagingnya enak juga," puji Lionel yang sedang menyantap daging bakar.
"Iya ih, son. Dagingnya enak deh," sambung Gaby.
"Ternyata seorang Grayson gak cuma jago basket ya guys," celetuk Cindy.
"Makanya kalo enak habisin ya. Ini masih banyak dagingnya."
Shani melihat sekitarnya dan memperhatikan Grayson. Dia melihat hanya Grayson yang tidak makan. Setau Shani dari tadi Grayson belum makan sama sekali.
"Kamu udah makan?" tanya Shani menghampiri Grayson.
"Belum. Gampang aku mah, abis ini aja." Grayson dari tadi hanya sibuk membakar daging.
"Aku ambilin buat kamu ya?"
"Ih gapapa nanti aja. Lagian ini aku masih bakarin dag-"
"Ssstt diem. Aku suapin. Gak usah protes," potong Shani. Tidak ada balasan sama sekali dari Grayson.
"Masa kamu yang bakar terus kamu gak makan sih." Shani lalu bergegas mengambilkan beberapa potong daging dan sosis bakar.
Sambil Grayson yang masih sibuk membakar daging-daging, Shani sesekali menyuapinya.
"Hmm enak juga ya,"
"Enak, kan?" Grayson hanya mengangguk menjawab Shani.
Dari jarak tidak begitu jauh dari situ, Anin memperhatikan dua sejoli yang sedang asik suap-suapan itu.
"Kayaknya emang udah gak ada harapan deh." Anin berusaha mengalihkan pandangannya.
"Nin," panggil Zafran.
"Ya? Kenapa, pre?"
"Lu kenapa? Murung gitu mukanya," ujarnya sambil duduk di samping Anin.
"Ng-nggak kok.. gue cuma bingung.." Anin menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Bingung?"
"Bingung pengen nambah apa enggak hehehe." Anin terkekeh.
"Ya ampun kirain lu kenapa. Mau nambah? Mau gue ambilin?"
"Zafran kesambet apa ya? Tumben dia perhatian gini," pikir Anin dalam hatinya.
"Gapapa, pre. Nanti gue ambil sendiri aja."
"Yaudah, gue aja deh kalo gitu yang nambah." Zafran lalu beranjak dan menuju meja untuk mengambil makanan.
Barbecue itu berlangsung lumayan lama. Mulai dari mereka makan, ngobrol, main Werewolf, sampai sekarang sudah jam setengah 11 malam. Sudah saatnya mereka pulang.
Sebenarnya Grayson, Gracia, dan keluarga mereka tidak keberatan kalau mau sampai pagi, tapi teman-teman si kembar lah yang merasa tidak enak.
Setelah pamit pada seisi rumah, mereka lalu berjalan ke depan gerbang. Mau nentuin siapa yang antar pulang siapa.
"Pre," panggil Grayson.
"Oit?"
"Minta tolong anterin Anin ya. Gue mau anterin Shani soalnya," pinta Grayson.
"Oh yaudah sip. Lagian dia tadi bareng gue juga kok."
"Tumben lu bawa mobil," ujar Grayson setelah melihat mobil Zafran yang terparkir.
"Iya. Motor lagi dipake abang gue soalnya."
"Guys, kalo ada yang gatau pulang sama siapa nebeng Japre aja."
"Iya nih, mumpung di gue kosong juga," lanjut Zafran.
"Gaby sama Cindy pulang sama Mark aja. Searah kan?" ujar Gracia
![](https://img.wattpad.com/cover/300047769-288-k517772.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Airplane
Teenfikce"Hey, Mr. Airplane! Can you wait for a second?" [DISCLAIMER] Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan alur, tokoh, dan latar, mohon maaf. Cerita ini murni dari ide penulis.