Grayson sampai di rumahnya sekitar jam 7 malam. Cukup melelahkan setelah melalui hari yang panjang. Setidaknya bagi Grayson hari ini panjang dan melelahkan.
"Grayson!" sergah Gracia dari depan pintu kamarnya.
"Anjir bikin kaget aja lu. Kenapa?"
"Sini." Dari raut wajah Gracia, dia terlihat serius.
Grayson mengikuti Gracia masuk ke kamarnya.
"Serius banget lu. Kenapa?"
Gracia menatap kembarannya itu sejenak dengan tatapan sinis.
"Maksud lu apa?"
"Lu beneran mau selingkuhin Shani?"
"Ya nggak lah. Ngomong apaan sih lu anjir? Gak jelas banget tiba-tiba gitu."
"Ya terus tadi kenapa lu berdua sama Jinan di cafe?"
Grayson terkejut.
"Kok lu tau?"
"Tadi gue mau ke cafe tempat lu ketemu sama Jinan dan lihat lu berdua di sana. Makanya gue gak jadi masuk. Dan coba tebak gue sama siapa?"
"Jangan bilang..."
"Iya. Shani."
"Aduh mampus gue." Grayson menepuk jidatnya.
"Lu tau gak sih semenjak lu berdua berantem, gue udah coba buat ngebelain lu sebisa mungkin? Tapi pas tadi lu berdua sama Jinan di cafe, gue udah gak tau lagi harus ngomong apa. Dan sekarang dia udah gak mau ngomong sama gue karena dia pikir gue berusaha buat nyembunyiin kalo lu selingkuh sama Jinan," jelas Gracia panjang lebar.
"Lu tuh kalo punya masalah selesain dong! Jangan kayak gini. Ujung-ujungnya gue kena juga!" Gracia memukul dada Grayson.
"Lu jangan malah lari dari masalah-"
"Jinan hamil, Gre!" potong Grayson sambil menahan tangan Gracia.
Gracia tertegun mendengarkan perkataan Grayson barusan.
"Apa?"
"Jinan hamil."
"Lu gila ya?!"
"Nggak. Jinan hamil bukan karena gue."
"Terus?"
"Dia hamil anaknya Vincent."
Gracia terdiam mencoba untuk memproses hal yang baru saja dia dengar.
[FLASHBACK]
"Gapapa, nan. Balik lagi, ini bukan salah lu." Grayson menepuk tangan Jinan, dengan maksud hanya untuk menunjukkan bahwa dia memang dari awal tidak menyalakan Jinan.
"Jadi lu ngajak gue ke sini cuma buat ngomong itu doang?" tanya Grayson yang menarik kembali tangannya.
"Nggak sih. Ada yang lain."
"Terus apaan?"
Jinan terdiam sejenak dan terlihat gelisah. Dia terlihat ingin membicarakan sesuatu tapi bingung mulai dari mana.
"Yaudah kalo udah gak ada, gue balik dul-"
"Bentar, Grayson." Jinan menahan Grayson yang hendak pergi.
"Apaan, nan? Lu lama banget dari tadi gak ngomong-ngomong. Gue harus ngurusin hal penting yang la-"
"Gue hamil, Grayson."
"H-hah? Ke-kenapa?" Grayson terkejut mendengar perkataan Jinan.
"Gue hamil."
"Nan, lu gak bercanda, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Airplane
Fiksi Remaja"Hey, Mr. Airplane! Can you wait for a second?" [DISCLAIMER] Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan alur, tokoh, dan latar, mohon maaf. Cerita ini murni dari ide penulis.