023 || core vs alter

1.6K 158 4
                                    

Halo, apa kabar? udah lama kita gak sapa-sapaan.. gimana kabar kalian? daring nya? PTM nya? Kuliah nya? kerja nya?

Semangat ya...

Kali ini khusus chapter ini sediakan alat untuk kalian tinju-tinju oke, mana tau kalian mau ninju seseorang setelah membaca chapter ini.

Terimakasih buat kalian yang masih setia nunggu Aldi Up dan selalu support aku sampai sekarang..

Jangan lupa Vote dan komen juga ya, biar aku semangat up nya.

Happy reading

23. Core Vs Alter


"AKHHH!!!!" suara teriakan melolong dengan sangat keras.

Seorang laki-laki yang tengah mengenakan jaket berlambang ular cobra itu nampak mengenaskan, di hadapannya kini sudah berdiri seorang laki-laki yang tengah menatap nya dengan tatapan tenang seolah-olah menonton film romance.

"Suara lo indah, tapi sayangnya orang lain gak akan dengar suara lo itu. Gimana kalau kita main-main dulu?" ucap laki-laki yang tengah berdiri tersebut.

"Si-alan lo!" umpat nya.

Laki-laki itu tertawa, dia berjalan kearah meja yang ada di ruangan tersebut dan meraih sebuah pisau yang mengkilap, laki-laki itu tersenyum menatap bayangan calon korban nya di pantulan pisau, dia adalah Edward Davidson salah satu kepribadian yang sangat di benci oleh pemilik tubuh.

"Kita pakai yang ini saja ya, baru dan darah cantik lo itu yang pertama kenalan." ujar Edward.

Laki-laki mundur perlahan, dia tidak sanggup untuk berdiri kaki nya sudah lemas dan mati rasa.

Edward mendekati laki-laki itu dan berjongkok di hadapannya. "Kenapa? takut?" tanya Edward.

"Sumpah Al, bukan gue yang rencanain semuanya. Bukan gue mata-mata di geng lo, bukan gue yang udah buat rekaman palsu itu. Please, biarin gue keluar." ucap Laki-laki yang akan segera menemui ajal nya itu.

Edward menoleh kekanan dan kiri kemudian dia menunjukkan dirinya. "Gue? Al? oh maksud lo mungkin cowok payah ini ya? haha gue gak peduli lo ada masalah apa sama orang itu, karena sekarang lo milik gue. Nikmati malam-malam terakhir lo ini ya," Edward mendekati laki-laki itu dan berbisik. "Dengan teriakan." lanjutnya tepat di telinga sang korban.

Edward meraih tangan laki-laki itu dan menjabat tangan nya. "Gue Edward, lo?" tanya nya.

Hening, laki-laki itu tidak menjawab.

Edward menghela nafas nya. "Hah, padahal mulutnya belum gue jahit kok gak bisa ngomong." ujar Edward. "Satu pertanyaan gak di jawab satu jari lo gue potong." lanjutnya.

"Kasa, nama gue kasa." jawab Laki-laki bernama Kasa tersebut.

Edward tersenyum. "Gitu dong, Kasa." ujar Edward.

Edward mengarahkan pisau yang dia pegang tadi kearah pipi Kasa, dia mulai menggoreng-gores pipi yang terawat itu dengan pisau miliknya.

Terdengar suara jeritan dan teriakan dari Kasa, namun justru itu membuat gairah membunuh Edward semakin tertarik. Edward tersenyum melihat hasil karya nya di pipi Kasa.

Darah mulai menetes, dia kembali melanjutkannya aksinya kini dia berada di kaki Kasa, kaki jenjang yang masih terbalut jelana jeans dan sepatu branded.

"Sepatu mahal, tapi akhlak murah." ujar Kasa.

Edward beralih mengambil sebuah gergaji mesin yang siap menghancurkan tulang-tulang kokoh itu, dia mulai menyalakan gergaji mesin itu dan mengarahkan nya pada betis Kasa.

ALDI [ LEOPARD'16 ] [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang