Chapter 5

2.8K 299 3
                                    


Ashel shock bukan main ketika dokter menyebut kata kembar. Kembar! Dia tidak hanya mengandung 1 bayi tapi 2?!!
Pikirannya melayang, ia akan menjadi 2 kali lebih gemuk juga akan muncul Stretch Mark dimana-mana.. mungkin keuntungan yang bisa dia dapat dari kehamilan adalah dia bisa bersikap sedikit gila dan semua orang memaklumi, dia bisa makan apapun yang dia mau, dan terakhir payudaranya akan menjadi lebih besar dari sebelumnya. (Karena menyusui) kedengarannya jadi tidak terlalu buruk sekarang.

Ngomong-ngomong tentang breastfeeding, bagaimana ia bisa menyusui 2 bayi sekaligus diwaktu yang sama? Membayangkan ada bayi yang menghisap nipplenya saja sudah aneh menurutnya.

Tetap saja walaupun keadaan menjadi semakin rumit, ia telah bertekad untuk bertanggung jawab penuh untuk bayinya.

Sedangkan Adel, setelah dokter menyatakan bayinya kembar, kepalanya seketika berdenyut pusing. Jika dia merasa takdir memberinya lelucon, ini lelucon yang sangat sangat lucu sarkasnya.

"Asisten saya akan memberi jadwal check up selanjutnya. Dan Ashel, kamu harus minum ini setiap hari ya." Ucap dokter sambil menuliskan resep.

"Obat dan vitamin ini akan membantu kamu juga bayimu. Saya yakin kamu tau apa yang boleh dan tidak boleh untuk dimakan/minum tapi saya akan tetap memberimu ini." Ashel menerima sebuah brosur. "Didalam situ, ada beberapa list dan informasi berguna. Kamu ada pertanyaan?" Dokter itu melihat orang-orang disekelilingnya.

Semuanya menggelengkan kepalanya lalu mengucapkan terimakasih. Adel mengeluarkan dompetnya, uang yang dia punya tidak banyak tapi dia akan membayar apa yang dia bisa. Ia berjalan kearah administrasi untuk bertanya berapa biayanya.

Gracio melihat itu lalu menghampirinya, "tenang aja Del, semua sudah dibayar.  Habis ini kita mau makan, kamu gabung ya?"

"Maaf om, saya harus kembali bekerja, kasian sepupu saya kalo kelamaan gantiin saya."

"Ayolah Del, satu jam aja ga lebih. Setelah itu kamu bisa balik ke tempat kerjamu."

Dia memikirkan itu beberapa menit dan menerima tawaran Gracio, karena tak mau dianggap tidak sopan.

Mereka semua berjalan kearah parkiran. Adel mengatakan pada Gracio kalau ia akan mengikuti dari belakang dengan motornya. Dan lagi, lelaki itu bilang bodyguardnya akan mengurusnya. Jadi Adel ikut satu mobil dengan mereka.

"Kamu kenapa Del? Kok jadi diem gitu?" Gracio bertanya ketika mobil mulai melaju.

"Saya cuma, mikirin apa yang dokter bilang tadi."

"Kembar?" Adel mengangguk. "Saya tau itu kedengarannya berat, dan saya sungguh-sungguh tentang apa yang katakan hari itu." Tangannya mengusap punggung Adel. "Kalau kamu tidak mau terlibat dihidup mereka, saya akan hormati itu. Tapi kalau kamu mau, kamu ga perlu mengeluarkan biaya apapun. Kamu hanya cukup hadir disisi mereka."

"Saya tau apa yang om katakan. Tapi maksud saya, saya aja ga bisa mengurus diri sendiri. Masakpun saya gatau caranya."

"Kamu akan belajar, ketika waktunya tiba. Pas kakaknya Ashel lahir, sayapun ga tau apa yang harus saya lakukan. Setiap dia nangis saya langsung kasihkan ke Anin dan dia yang urus semuanya." Anin yang mendengarnya hanya mengangguk mengiyakan.

"Namun pada akhirnya saya belajar gimana caranya ganti popok, gimana bikinin dia susu dan sebagainya. Ga ada orang yang langsung tau caranya jadi orangtua Del. Kita belajar."

"Kedengarannya cukup sulit." Mereka berdua terkekeh. "Om punya anak laki-laki?"

"Memang susah Jen, tapi lama kelamaan akan mudah karena terbiasa. Iya ada, dia 4 tahun lebih tua dari Ashel. Dia lahir saat saya sangat baru merintis usaha. Itulah mengapa saya bilang, saya tau rasanya ada disituasi sepertimu."

Bad choices, great outcomesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang