Adel benar-benar ingin menghajar bosnya, atau lebih tepatnya mantan bosnya itu.Dia terlambat sekitar 20 menit karena motornya rusak dan dia harus menunggu bus. Dan ketika dia sampai, bosnya bilang kalau posisi dia udah digantikan.
Adel mengeluarkan semua kata makian yang dia tau, kalau bukan karena Olla yang menahannya, bosnya sudah habis dia hajar.
Dia sangat sibuk memikirkan nasibnya sampai dia tidak melihat Ashel dan apa yang sedang terjadi dengannya.
Seorang pemuda sedikit lebih tua darinya dan lebih besar, sedang memepet Ashel diantara tembok. Kedua tangannya berada disisi kepala Ashel. Dan ia sedang berusaha untuk melepaskan diri dari laki-laki itu.
Dia merasa tidak nyaman dan takut.
Ashel melihat Adel yang agak jauh darinya dan berteriak memanggil namanya. Perlu beberapa detik Adel menyadari ada yang memanggilnya lalu melihat pemandangan yang membuat darahnya mendidih.
Laki-laki ini menjadikan dirinya objek untuk melampiaskan emosinya.
Pemuda itu tidak sadar bahwa Adel mulai menghampirinya lalu mencengkram kerah belakang dan menariknya menjauhi Ashel.
Ketika dia melihat siapa yang menariknya, wajahnya pucat. Dia tau Adel sangat tempramental. Ia sadar ketika Adel sudah marah, habislah dia.
"Maaf maaf, ak-"
Adel meninju wajahnya tanpa mau mendengar alasan apapun. Terdengar bunyi seperti patah dan hidungnya mengeluarkan darah.
Adel melayangkan pukulan lagi dan lagi. Pemuda itu terus bergumam kata maaf dan lainnya. Namun Adel yang pikirannya sedang kalut tidak peduli apa yang diucapkannya. Dia hanya ingin mengeluarkan amarah yang dia tahan tadi terhadap bosnya dan amarah melihat Ashel diganggu oleh pemuda busuk ini.
Pemuda itu jatuh ketanah, dan dia bisa melihat jelas wajahnya. Adel mengenalinya, dia tinggal beberapa rumah dari sini dan dia orang yang sama yang mengganggu Shani beberapa bulan lalu.
Itu membuat Adel makin marah. Dia sudah menghajar dan memperingati untuk tidak menggangu perempuan manapun lagi. Tapi sepertinya pemuda ini menganggap remeh peringatannya karena buktinya dia tetap mengganggu Ashel.
Adel menduduki perut laki-laki itu dan mencengkram kerah dengan tangan kanannya lalu memukuli wajahnya dengan tangan kirinya berkali-kali. "Gua sudah kasih peringatan kan buat ga ngelakuin ini lagi? Lo. Bakal. nyesel. Gangguin. Pacar. Gua." Adel mengatakan itu sambil memberikan pukulan disetiap kalimatnya.
Ashel tak hanya terkejut melihat Adel seperti ini, ia juga terkejut karena Adel menyebut dia 'pacarnya'. Dia tersipu dan merasa perutnya dipenuhi kupu-kupu. Dia belum pernah merasakan ini sebelumnya.
Ashel mencoba memanggil Adel, bahkan berteriak tapi Adel tidak mendengarkannya. Dia mencoba meraih tangan Adel untuk menghentikan pukulannya ke pemuda itu. Dan detik itu pula Adel sadar bahwa Ashel ada disana juga.
Ashel melihat ada darah yang menetes dari tangan, dan sebagian punggung tangannya juga memar. Dia meraih pipi Adel dengan kedua tangannya untuk memaksa Adel menatapnya. "Look at me Del, hey, look at me"
"Adel, baby. Liat aku please." Ashel ingat bagaimana reaksi Adel ketika ia memanggilnya baby. Dan itu berhasil, dia melihat mata Adel hanya berfokus padanya. "Tenang baby, it's okay. Ayo kita pulang dan bersihin tangan kamu."
Adel mengangguk dan kembali melihat pemuda yang sudah hampir pingsan itu "jangan pernah dekat-dekat dengan dia lagi, jangan pernah menatap dia. Lo dengar? Dia punya gue! Inget itu." Dengan begitu Adel melayangkan pukulannya sekali lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/302056787-288-k959132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad choices, great outcomes
RomanceDua orang yang berasal dari dunia yang berbeda, bersatu.