Chapter 14

2.5K 327 15
                                    


"Kamu beruntung, aku lagi mabuk sekarang!" Adel menggeram saat melewati Chika ketika sampai di rumah. Kenapa coba dia harus mengikuti saran bodoh dari dia.

"Del, ada apa?" Mereka hanya bertiga di ruang tamu. Ashel sedang mandi.

"Dia! Kata-kata kamu Chik! Dia ga suka aku seperti yang kamu bilang!"

"Kamu ngomong apa sih, baby?"

"Malam itu Chika bilang kalo Ashel suka sama aku dan dia cuma berakting benci sama aku. Tapi ternyata, dia ini ga kenal baik sama sahabatnya. Iya kan?"

"Kenapa kamu bilang begitu sih?" Shani mencubit perut chika.

"Aww.. ya karena emang bener sayang, dia itu suka sama Adel. Oke itu ga penting, tapi kenapa kamu bisa ngomong begitu Del?"

"Dia hampir tidur sama laki-laki lain! Dia ga suka sama aku!"

Saat bersamaan Ashel keluar dari kamar mandi, semuanya hening. Mereka bertiga berharap Ashel tidak mendengar percakapan mereka.

"Aku mau mandi." Adel berjalan ke arah kamar mandi dan hampir menabrak bahu Ashel namun ia menghindar.

Adel menyenderkan punggungnya ke pintu dan meletakkan kepalanya di tangan sambil mengusap matanya.

"Fuck!" Ia meninju tembok. "Fuck fuck fuck fuck!" Ia terus memukul tembok semakin keras. Air mata yang sedari tadi ia tahan di club', akhirnya jatuh juga.

"Baby, Del kamu gapapa?" Shani bertanya dibalik pintu dan Adel berhenti memukul.

"Uh.. iya. Ini sikat gigi aku hampir jatuh ke closet"

"Beneran?"

Adel terisak. "iya, don't worry Ci."

"Aku bawain baju kamu."

Adel mengusap matanya dan membuka pintu. "Thanks. Tidur gih."

"Good night baby."

"Night."

Ashel menunggu Adel dikasur, tetapi Adel tidak ada keinginan untuk kesana dan menemuinya. Jadi dia mengambil handuk bersih untuk menjadikannya bantal sembari merebahkan diri disofa. Sangat tidak nyaman memang, tapi ini lebih baik dari pada berada disatu kamar bersama Ashel.

Adel tak bisa tidur semalaman. Dia terus memutar perbuatan dan perkataan Ashel tadi. Dia merasa sangat bodoh untuk berfikir bahwa Ashel menyukainya. Ia terus berfikir hingga pagi datang.

___________________________________________

Biasanya, Adel hanya akan rebahan seharian bila hari Minggu tiba. Tapi sekarang ia tidak ingin melakukannya. Dia bangun pukul 6, lalu memakan serealnya setelah selesai ia langsung pergi keluar rumah.

Adel tidak tau mau pergi kemana tapi yang pasti ia mau sejauh mungkin pergi dari Ashel.

Dia berjalan tanpa arah hampir 2 jam. Handphone-nya terus berdering selama 5 menit sekali. Adel memutuskan untuk berhenti disebuah taman dan duduk dikursi. Dering mulai terdengar lagi untuk yang ke seratus kalinya. Panggilan lagi dari Shani.

Ia mengirim pesan singkat mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan akan pulang nanti.

Dia duduk merenung ditaman itu berjam-jam hanya untuk melihat orang berlalu-lalang. Berusaha untuk tidak berfikir apapun.

"Sepupu kamu dan adikku benar-benar mengkhawatirkanmu tau."

Adel menoleh dan mendapati Jenan sedang berdiri disebelahnya. "Aku sudah mengirim pesan ke ci Shani. Kok kamu tau?"

"Chika telfon aku untuk nanya kali aja aku tau kamu dimana. Mereka bangun dari tidur dan tidak menemukan kamu."

"Terus ngapain kamu disini?"

Bad choices, great outcomesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang