Chapter 2

3.7K 351 7
                                    

Adel mendengar dering telepon disuatu tempat, tapi matanya terlalu berat untuk terbuka. dering telepon tersebut akhirnya berakhir dan Adel melanjutkan tidurnya. Ia mengeratkan pelukan dan mendekatkan hidungnya pada leher seorang gadis yang ia peluk.
Saat ia mulai pulas dengan tidurnya saat itu pula ia sadar dan matanya langsung terbuka lebar.

Fuck.. ini buruk

Benar-benar buruk.

Adel belum pernah bangun tidur dengan orang lain disebelahnya- kecuali ya Shani - tapi itu ga masuk hitungan karena ya mereka keluarga.
Dia bangun dengan perlahan agar tidak membangun gadis tersebut. Adel melihat sekitarnya dan sangat yakin ini bukan kamarnya. Ketika ia mulai berpakaian kembali, dering telepon disertai getaran ia rasakan disaku celananya.

-Ci Shanoy calling-

"Kamu dimana Del?"

"Uh.. kamarnya Ashel"

"Huft untung aja, aku kira kamu ninggalin aku tau. Aku ada diluar gerbang ni. Del buruan kamu udah terlambat kerja dan aku terlambat ke kelas pertama aku."

"Ci, kamu nginep juga disini?? Oke oke 5 menit lagi aku keluar" Adel mematikan teleponnya dan memasukan kembali kesaku jasnya.

___________________________________________

Malam hari setelah mereka menyelesaikan aktifitas sehari-harinya, Shani sedang membuat makan malam, sementara Adel sedang mandi. Ia tidak bisa berhenti tersenyum ketika mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Shani masih tidak percaya mereka melakukan sex dan rasanya luar biasa. Damn tubuh itu, dia berharap bisa bertemu dengan Chika sekali lagi. Huh tapi itu tidak mungkin, mereka ada dilingkungan yang berbeda dan terlebih ia telah berbohong padanya. Shani yakin 100% kalau Chika sampai tau kenyataannya, dia tidak akan mau bertemu lagi dengan.

"Jangan pikirin boobs dia terus Ci." Ucapan Adel membuat shani berbalik dan terkejut.

"Um... So, kamu dan Ashel...." Ucapnya mengubah arah pembicaraan sambil duduk disebelah Adel.

Adel mengangguk. "Aku dan Ashel, kamu dan Chika?" "Hmm"

"Malam yang gila bukan?"
"Crazy and amazing." Shani mengucapkan itu sembari tersenyum.

"Apa menurut Cici, Cici bakal bertemu lagi dengannya?" Shani mengangkat bahunya. "Entah, circle kita beda banget Del. Btw terimakasih ya untuk kemarin malam."

"Tapi kamu ga pernah tau kan apa yang bakal terjadi Ci. Iya sama-sama, apapun demi ci Shani."

"Hhahhh, udah ga usah dibicarain lagi ah." Lanjut Adel tersenyum mengingat pengalamannya semalam. Dia punya malam yang indah dengan Ashel. Tapi seperti apa kata Shani, mereka berada di dunia yang berbeda.

__________________________________________

Satu setengah bulan kemudian.

Adel dan Shani melanjutkan kehidupan mereka yang monoton. Pergi bekerja, kuliah, makan, tidur dan mengulanginya esok hari.
Mereka sepakat untuk tidak lagi membahas soal party dan kedua gadis itu. Adel tidak pernah bertanya soal Chika dan juga sebaliknya.

"Saya pesan hot tall latte, less sugar."

"Yup ditunggu sebentar." Ucap Shani sambil menutup buku catatannya dan segera ke mesin kopi untuk mempersiapkan pesanan customernya.

"Totalnya 40.000 rupiah."

"Shani???!" Mata Shani melotot setelah melihat gadis dengan rambut hitam panjang dan bermata indah. Gadis tersebutpun mulai tertawa melihatnya. "hahahaha apa yang kamu lakukan dengan seragam aneh itu Shan? Aku kira orang tua kamu kaya?"

Bad choices, great outcomesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang