Chapter 22

2.9K 319 18
                                    

Halo teman-teman semua, Terimakasih sudah baca, komen dan vote. Terimakasih juga untuk kritik serta sarannya.❤️

__________________________________________

"stop ngeliatin aku Del, kamu nakutin deh." Dia mendengar Adel tertawa dan itu membuatnya tersenyum.

"Susah buat ga ngelakuinnya"

"Kamu mikirin apa?" Ashel merasa Adel sedang kepikiran soal sesuatu, mungkin soal obrolannya kemarin sebelum kencan.

"Tentang semalam, aku bilang ke kamu aku mau ngejalanin ini pelan-pelan tapi aku merusaknya."

Ashel bangun dan menduduki paha Adel. "Sayang, kamu ga merusak apapun. Semuanya tentang kemarin sempurna Del, semuanya." Dia mencium bibir Adel lembut. "Aku paham kamu mau ceritakan semua hal romantis dan cerita bagaimana mereka hadir, kita tetap bisa lakuin itu. Mereka ga perlu tau kejadian lengkapnya aja."

Adel membuang nafas dan menyatukan keningnya ke Ashel. "I know, dan mungkin ini kedengarannya aneh, meski mereka belum hadir, mereka sudah sangat berarti buat aku. Aku cuma pengen mereka tau, mereka itu dicintai dan diinginkan dari awal."

"Mereka pasti tau, selama kita ada untuk mereka, anak kita pasti tau." Ashel mencium bibir Adel lagi dan memperdalamnya.

__________________________________________

"Kamu tau Del, ini rumah gede banget dan aku masih bisa denger suara kamu sama Ashel. Dan aku ga suka itu." Ucap Mario ketika ia melihat Adel dan Ashel berjalan ke dapur untuk sarapan.

Mata Adel membulat dan menatap Ashel lalu kembali ke Mario. "Uh.. sorry?"

"Stop it Yo. Jangan khawatir Del, dia bercanda doang. Dia semalem ga ada disini. By the way, mom and pap mana?"

"Kerja. Aku mau ke mall nanti buat ngecek beberapa toko. Kalian mau ikut?"

"Ooh aku mau." Jawab Ashel sambil meletakan piring berisi makanan didepan Adel.

"Aku harus pulang, aku harus kerja beberapa jam lagi."

"Harus banget ya?" Puppy eyes Ashel sangat sulit untuk ditolak tapi ia harus pulang dan pergi kerja.

"Aku ga mau, tapi harus."

"Yaudah, makan dulu."

Mereka sarapan sambil mengobrol tentang rencana Mario yang akan melamar pacarnya dan juga membahas kehamilan Ashel.

Kedua bayinya sehat dan tumbuh sempurna, tapi mereka masih belum ingin mengetahui jenis kelamin dari bayinya.

__________________________________________

"Berjalan masuk ke rumah, Adel menemukan Shani yang sedang duduk disofa sambil membaca salah satu bukunya.

"Pagi." Gumam Adel.

"Hey,"

Adel masih marah soal pilihan Shani tentang kakek-neneknya, tapi mau bagaimanpun mereka masih keluarga. "Aku berfikir untuk membeli dekorasi natal dan beberapa bahan makanan untuk natal nanti."

Sekitar 2 Minggu lagi untuk natal dan mereka masih belum mendekorasi rumah seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Sebenarnya, kakek-nenekku ngundang aku untuk kerumahnya buat merayakan bareng. Kamu bisa ikut aku kalo mau."

Hati Adel seperti tertusuk pisau berulang kali rasanya, tapi dia tidak ingin menunjukkan itu diwajahnya. "No ngga usah, gapapa. Um.. Ashel ngundang aku kerumahnya sih. Aku akan bilang ke dia kalau aku bakal Dateng." Dia berjalan ke kamarnya tanpa ingin melanjutkan obrolannya dengan Shani. Undangan Ashel tentu saja bohong.

Bad choices, great outcomesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang