Kembali membuka ingatan, tentang ajang DJC yang sempat terlupakan karena terdistrak oleh sebuah kabar kematian. Di hari ini, tepat seminggu setelah pertandingan bergengsi itu berlangsung, ada sekiranya sepuluh perwakilan Adinata yang turun langsung ke lapangan yayasan tersebut, guna mendengar hasil yang akan segera diumumkan.
Terlihat di antara mereka, ada Olivia yang juga ikut meski ini bukan bidangnya. Ia hanya ingin melihat langsung, hasil akhir dari sebuah perjuangan yang dilaksanakan temannya. Niat lainnya adalah, Olivia ingin melihat semua tempat di Dharmawangsa yang sangat identik dengan peristiwa sebelum Dana meninggal dunia. Ia ingin merasakan hawa yang tertinggal disana.
Pengumuman berlangsung di sebuah lapangan besar. Lapangan hijau yang telah dilengkapi oleh beberapa tenda agar para peserta yang berhadir ini tidak mati kepanasan. Ada ratusan hadirin yang mendudukkan diri di bawah tenda-tenda itu. Karena aturan dalam DJC, semua hasil atau rangking pertandingan akan diberitahu. Namun, yang diberi penghargaan hanyalah peserta tiga besar.
Tidak sebegitu lama menunggu, panggilan untuk juara dua dan tiga sudah berkumandang. Wakil Garuda dan Mandala secara berurutan berhasil menyabet posisi gemilang. Tak heran jika Dana pernah mengatakan bahwa Garuda adalah rival terberat Adinata dalam cabang olimpiade. Terbukti bahwa sekolah tersebut juga tak pernah absen dalam menyumbangkan prestasi.
Jantung para siswa Adinata itu semakin berpacu seiring dengan MC yang sudah menarik nafas, mempersiapkan ancang-ancang sebelum membuka kabar paling ditunggu-tunggu. Mereka berharap dengan sangat, setidaknya ada satu wakil Adinata yang bisa membawa sebuah medali emas ke sekolah mereka.
Olivia sampai sekarang masih menggenggam erat tangannya, meletakkannya tepat di depan wajah sembari terus berdoa di dalam hatinya. Seutuhnya harapan ia panjatkan kepada Tuhan dengan segenap penghayatan agar dikabulkan.
Di tempat yang sama pula, para teman yang lain juga tengah berusaha mengetuk pintu langit dengan dahsyatnya gempuran doa. Dengan beragam keyakinan yang disatukan untuk sebuah tujuan dan harapan baik. Mereka nyatanya hanya sebagian kecil dari banyaknya orang yang menantikan pengumuman ini.
"Kami panggilkan peserta terbaik satu, dengan total perolehan nilai 97,5. Atas nama Arrazi Danadyaksa Nuraz dari SMA 3 Adinata."
Semua orang menatap tak percaya ke arah MC yang baru saja menggemakan sebuah kabar bahagia. Tidak menyangka, bahwa ketekunan Dana benar-benar membuahkan hasil luar biasa.
Suasana jadi begitu pecah. Air mata langsung berlinang dari setiap insan yang seketika diselimuti haru.
"YES! FINALLY!!" Sorak mereka yang sejatinya sama-sama wakil Adinata. Tapi tetap tidak kecewa karena belum berhasil menduduki posisi itu, melainkan malah merasa bahagia karena seolah turut membantu mewujudkan impian sang teman yang sudah berbeda alam.
"HOAHHHH!!!"
"DANAAA!"
Sorakan, teriakan, bahkan tepuk tangan langsung membahana. Menggelora di tengah lapangan dengan luas ratusan meter itu. Semuanya tampak mengusapkan tangan kepada wajah, menghaturkan syukur yang tak terkira, karena Tuhan sudah mengiyakan harapan mereka.
"LO BERHASIL, DAN!! LO BERHASIL, KENAPA LO HARUS PERGI SECEPAT INI?!!" Tanpa sadar, Olivia meneriakkan kalimat itu dengan kerasnya. Meluapkan semua kesedihan serta pilunya disana. Ini! Yang Dana inginikan sejak lama. Ini yang Dana perjuangkan dengan segenap kesanggupannya.
"TUHAN, TERIMA KASIH!"
"Dana, lo bahagia, kan? Selamat, Dan! Maaf banget, gue masih lemah. Belum bisa ikhlas. Belum bisa terima kalau lo udah gak ada."
Air matanya berderai tanpa bisa ditahan, mengalir dengan sangat deras bak bendungan yang tengah pecah. Oliv bahkan sampai terduduk sangking beratnya tangisannya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐀𝐍𝐀𝐃𝐘𝐀𝐊𝐒𝐀 [✓]
Teen FictionPernah merasakan bagaimana rasanya diabaikan? Tidak dianggap ada, atau semacamnya? Pernah melakukan sesuatu yang sudah sangat sesuai dengan apa yang didambakan seseorang, namun tetap tak dipandang olehnya? Jika pernah, itu artinya kita sama. Lelah...