Debat Sengit🌊

1.8K 123 4
                                    

Babak final sudah berlangsung selama beberapa menit. Tahap soal yang diberikan ke masing-masing grup juga sudah berlalu.

Perolehan nilai sementara, grup A dan B saling kejar-kejaran. Sedangkan grup C sudah tertinggal dan bisa dikatakan tak mampu lagi mengejar, karena soal rebutan tinggal dua nomor lagi.

SMA 3 Adinata tetap berada di grup B, dengan posisi grup A yang diisi oleh SMA Garuda. Rival terberat Dana dalam olimpiade Matematika.

Sebutkan bunyi pasal 28 E ayat 3 yang tercantum dalam UUD 1945

Sial! Dana merutuk dalam hati. Kenapa harus pasal? Kan dia harus ngebug lagi.

Tet! Bel tetap dipencet oleh tangannya yang sudah dingin.

"Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat."

"Benar. Seratus untuk regu B."

Adinata mulai memimpin. Total skor 1400 membuat mereka semakin was-was untuk mempertahankannya. Soal terakhir, akan menjadi penentu luar biasa. Jika mereka tidak bisa menjawab dan malah disambar oleh regu A, maka hasil seri sudah di depan mata.

3 (x+2) = 2 (x+15) Maka nilai dari (x+2) adalah ...

"Ayo, Dana!"

Dengan sebelah tangan yang tak lepas dari tombol bel. Dana dengan gesit mencoret kertas dan dalam hitungan detik langsung menemukan jawaban.

"26," jawabnya dengan keyakinan seratus persen.

"SALAH! Regu B dikurangi 100. Pertanyaan dilemparkan."

"Lah, anj— astaghfirullah." Dana hampir saja mengumpat kasar ketika jawabannya disalahkan. Lelaki itu bahkan sampai mengecek kembali coretannya. Namun, tidak ada yang keliru disana.

Kedua regu yang tersisa sama-sama tak bisa memberikan jawaban. Bahkan sampai waktu dinyatakan habis, dan skor antara regu A dan B harus seri.

"Jawaban yang benar, adalah 21." Penjelasan juri mulai dipaparkan berdasarkan kunci jawaban.

"Mohon maaf untuk regu C. Karena perolehan nilai seri pada tim A dan B, maka kami akan memberikan satu soal lagi untuk menentukan pemenang pada hari ini."

"Kok bisa 21 sih, ah?!" Dana masih belum bisa menerima keputusan juri. Sebagai siswa yang juga tergabung dalam ikatan Olimpiade, ia merasa kemampuannya diragukan.

"Mungkin memang kita yang silap, Dan. Udah, nggak papa. Kita berjuang di soal setelah ini," bisik Oliv menenangkan.

Tapi, Dana dengan sekali gerakan langsung memegang gagang mic. Membuat benda itu semakin mendekat ke arah bibir.

"Mohon izin para juri. Izin meminta penjelasan atas kesalahan kami. Tanpa mengurangi rasa hormat, tapi kami seratus persen percaya, bahwa jawaban kami benar."

"DAN!!"

"Kamu meragukan kunci jawaban di tangan kami? Hitunganmu bisa saja salah."

"Kunci jawaban juga bisa saja salah. Dikatakan bahwa jawabannya adalah 21. Kenapa tidak dibuktikan saja. Jika 21 adalah jawaban dari X+2, maka bisa kita simpulkan X dalam pernyataan tersebut adalah 19."

Persamaan
3 (x+2) = 2 (x+15) dengan x yang sudah diketahui bernilai 19

3 (19+2) = 2 (19+15)
63 = 68

"Hasil yang berbeda di antara persamaan tersebut jelas menyalahi definisi tanda sama dengan. Jika jawaban dewan juri benar, maka nilai x tidak akan keliru."

"Dan sekarang akan saya buktikan jawaban saya. X+2 adalah 26, dengan x bernilai 24.

3 (24+2) = 2 (24+15)
78 = 78

"Hasil yang didapatkan seimbang. Mohon pertimbangannya para juri!"

Para penonton, regu lawan, bahkan dewan juri mendadak terdiam setelah mendengar penjelasan Dana. Ketepatan dan kejelasannya dalam berbicara membuat juri pun mulai melakukan pertimbangan.

Ketiga orang yang bertugas itu mulai berembuk dan beberapa kali terlihat menganalisis soal yang ia bacakan tadi.

"Mohon izin dewan juri." Di tengah ketegangan itu, pewakilan dari regu C, selaku yang sudah tertinggal, mengacungkan tangan dengan secarik kertas di genggamannya.

"Jawaban kami sama dengan yang dipaparkan oleh regu B."

Dana tersenyum penuh arti ketika gadis dari MAN 1 itu secara tidak langsung mendukung orasinya. Dalam hati ia berterima kasih. Meski mereka tidak bisa lagi mengejar ketertinggalan poin, tapi pengakuannya akan sangat berpengaruh atas keadilan hasil lomba ini.

"Baik. Kami dewan juri meminta maaf atas kekeliruan ini. Kami yang salah dalam membaca soal. Soal sebenarnya adalah 3 (x+2)+5 = 2 (x+15)."

"Itu baru benar menghasilkan jawaban 21, dengan nilai x adalah 19," gumam Dana dengan kesenangan luar biasa.

"Berpulang pada soal yang tadinya sudah dibacakan, maka jawaban regu B, benar!"

"Dengan perolehan total, 1500. Dengan ini dewan juri menyatakan, lomba cerdas cermat pada hari ini dimenangkan oleh regu B. Selamat kepada wakil SMA 3 Adinata."

"Yes!"

Dana dan kedua temannya yang lain langsung mengepalkan tangan mereka ke udara. Syukur kepada Tuhan yang sudah memudahkan semuanya. Tradisi emas Adinata, berhasil mereka teruskan.

Tepuk tangan riuh sebagai ucapan selamat mulai bergelora ketika wakil Adinata itu menerima piala dan medali mereka. Perjuangan dari pagi hingga sore hari, benar-benar menuai hasil yang luar biasa.

"Selamat semuanya. Terima kasih atas kerjasamanya yang sangat baik. Terima kasih Oliv, terima kasih Khalif."

"Mohon maaf aku harus balik duluan. Sebentar lagi magrib, dan jadwal lesku menunggu. Hati-hati semuanya." Dana langsung berlari meninggalkan gedung megah itu. Piala mereka sudah ia serahkan kepada Khalif. Sedangkan medalinya sendiri sudah ia masukkan ke dalam tas.

Oliv terdiam dengan sedikit senyum di bibirnya. Memperhatikan Dana yang masih berlari untuk menghampiri sebuah mobil di depan sana. Oliv sangat salut kepada Dana tentang kedisiplinan waktunya.

"Seambis-ambisnya orang yang pernah aku temui dalam hidup, Dana adalah yang paling parah."

•••

Kefrustrasian Dana🧘🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kefrustrasian Dana🧘🏻

𝐃𝐀𝐍𝐀𝐃𝐘𝐀𝐊𝐒𝐀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang