HANCUR

5.2K 108 1
                                    

HAPPY READING!

§~§~§

Seorang pria yang kerap dipanggil Elang menendang jendela kaca kamar  dengan membabi buta, lalu meninju apapun yang ada di sekitarnya hingga hancur. Mata elangnya meliar ke kanan dan ke kiri. Mencari benda yang ingin ia hancurkan untuk meluapkan emosi. Emosi yang ditimbulkan oleh orang tuanya.

Tok tok tok

"Kak! Please, lo harus tenang, kendaliin emosi lo!" Teriak adik laki-laki Elang satu-satunya, Steven.

Prank

Prank

Bukannya menuruti permintaan sang adik. Elang makin membabibuta untuk memukul benda-benda yang sudah hancur. Membuat bagian jari kaki dan tangan begitu kokoh tersebut mengeluarkan cairan merah.

"KAK! CUKUP CUKUP! JANGAN LUKAIN DIRI LO!" Teriak Steven lantang dan memukul-mukul pintu dengan keras.

Elang berhenti dari kegiatannya. Ia melihat kedua telapak tangan miliknya yang sudah bewarna merah. Elang menutup matanya, mencoba untuk tenang, perlahan kedua telapak tangannya menarik-narik rambutnya dengan kasar.

"ARGHH...." Teriaknya frustasi, perlahan Elang berlutut, cairan bening mengalir dari pelupuk matanya. "GUE GAK MAU NIKAH BAJINGAN!" Teriaknya.

§~§~§

Disisi lain seorang wanita kerap dipanggil Serli sibuk melihat ke jalan yang amat padat, karena hari sudah sore. Serli menahan semua emosi yang ingin ia keluarkan setelah mendengar kalimat sialan yang tertuju untuknya.

"Kak... Beli cabenya seperempat ya...." Pinta sang pembeli.

"Serli...." Panggil ibunda Serli. Ibunda menoleh ke pembeli, lalu tersenyum. "Bentar ya. Biar saya yang ambilin." Ucap ibunda, lalu mulai mengambil plastik dan memilih cabe yang bagus, lalu menaruhnya di timbangan. "Ini." Ibunda memberikan plastik yang berisi cabe tersebut pada pembeli.

"Berapa buk?" Tanya pembeli dengan ramah.

"Hm, delapan ribu aja buk." Balas ibunda Serli.

"Oh oke, nih. Terimakasih."

"Sama-sama buk." Ibunda menyimpan uang tersebut di laci meja dan wanita setengah baya itu menarik kursi dan menaruhnya di samping kursi Serli. "Serli!"

"Hm?" Dehem Serli.

"Kenapa?" Tanya ibunda dengan suara sedikit lantang.

Serli menoleh pada ibundanya, lalu menjatuhkan air mata yang ia tahan sedari tadi. Membuat ibunda yang tadinya ingin marah, mendadak menjadi kasihan. "Serli gak mau nikah."

Ibunda mengelus puncak kepala Serli, lalu menghapus air mata anak pertamanya itu. "Ibuk juga sama, gak mau nikahin Serli sama anak orang...."

Serli menangis tersedu-sedu. "Trus kenapa Serli di nikahin buk? Kenapa?"

Ibunda memeluk Serli, lalu mengelus-elus punggung anak pertamanya. "Bapakmu nak, dia mau lihat kamu nikah, bapakmu gak mau kamu di duluin adikmu." Ucap Ibunda.

Serli menarik tubuhnya dari dekapan ibundanya. Lalu berdiri tegap, "SERLI GAK MAU NIKAH! SERLI BAKAL LARI DARI SINI!" Serli berjalan keluar dari toko sembako milik ayahanda dan ibundanya.

"SERLI!"

§~§~§

HAI JUMPA LAGI DENGAN CERITA BARU DAN SUASANA BARU. BAGAIMANA? MASIH MAU LANJUT?
MAKASIH SUDAH MAU MEMBACA CERITA INI.

(7 Januari 2023)

WHAT IS LOVE? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang