17 • PADANG

760 48 2
                                    

HARI MINGGU NGAPAIN YA BAGUSNYA?
LOVE U GUYS💗

Serli menghirup udara Padang yang berpolusi, kulit tidak terlalu putihnya  disengat sinar matahari yang begitu terik. Serli mendongak ke atas langit dan matanya merasakan silau dari sinar matahari. Baiklah Serli tidak menyangka jika Padang 99% lebih panas di banding kota kelahirannya.

Bandara Internasional Minangkabau ialah Bandara satu-satunya yang ada di Padang. Serli menoleh pada Elang yang berdiri di sampingnya sambil menelpon seseorang. Serli mengangkat bahu acuh dan memilih untuk berjalan ke tempat yang teduh. Tapi tangannya dicekal Elang. Raut muka Elang mengode Serli untuk tetap di sampingnya. Terpaksa Serli tetap diposisi.

Lima menit berlalu dan detik berikutnya mobil warna putih berhenti di hadapan mereka. Seorang pria menggunakan setelan khas police keluar dari dalam mobil. Pria yang sepertinya pernah Serli lihat di pernikahannya waktu itu.

"Tinggal mesan gocar aja ribet amat lo bangsat!" Sentak pria itu dengan mimik wajah menahan kekesalan.

Elang tampak acuh dan melempar tas pada pria tersebut. "Masukin koper gue ke bagasi." Setelahnya Elang membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.

"Dasar sepupu gak tahu diri lo!"

Serli menarik koper ke belakang bagasi. "Bisa tolong buka?" Pinta Serli pada pria yang terus saja mengomel pada Elang, padahal sama sekali tidak di acuhkan oleh Elang.

Pria itu menoleh dan langsung berjalan sambil menarik koper Elang. Pria tersebut membuka bagasi dan memasukkan koper, tas Elang, dan satu tas asing ke dalam bagasi. "Biar gue aja." Pria itu sekalian mengangkat koper Serli.

Serli berbalik dan berjalan masuk ke dalam mobil. Serli melihat pria tadi masuk ke dalam kursi pengemudi. "Pakai sabuk pengaman lo." Titah pria itu pada Elang yang duduk di sampingnya dengan nada tegas.

Elang berdecak, namun tetap melakukan hal yang diminta pria yang menjadi sopir mobil.

Serli melihat pria asing di depannya, melirik pria itu lewat kaca depan. "Lo bisa panggil gue Putra." Ucap Putra memperkenalkan diri.

Serli hanya mengangguk ragu. Serli melihat Elang yang diam membisu sibuk dengan ponsel. Mobil perlahan mulai berjalan meninggalkan area Bandara Internasional Minangkabau. Di perjalanan Serli terus menatap takjub, apalagi melihat jembatan begitu besar yang ia lewati. Sayangnya mobil ini tidak naik ke jembatan tersebut, Putra lebih memilih lewat di samping jembatan.

"Ini namanya jembatan Layang." Ucap Putra yang sepertinya sadar Serli terpana melihat jembatan Layang.

"Gak usah sok akrab." Timpal Elang menyindir Putra.

Putra tampak tertawa garing. "Gue cuma memperkenalkan nama jembatan. Itu aja lo cemburu, dasar." Putra menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir dengan jalan pemikiran Elang.

Elang mendelik. "Lo mau gue bunuh hari ini?" Gertak Elang.

Putra kembali tertawa, "haha, maaf kakanda Elang. Later I can't look my girl in Church again."

"Cot." Desis Elang.

Serli mengabaikan pertengkaran tidak bermutu yang ada di depannya. Lebih baik Serli melihat suasana kota Padang.

"Ini simpang rumah cewek gue Lang." Putra menunjuk sebuah simpang yang terletak di sebelah kanan. Dimana banyak penjual gorengan.

"Lalu? Fungsi lo nunjukin ke gue apa?"

Putra kembali tertawa. "Haha, yakan cuma memberikan inform. Siapatahu lo kepo sama cewek gue." Jelas Putra terus terang.

Elang hanya mengangguk dengan ogah-ogahan. Pria itu kembali sibuk dengan ponselnya. Sepuluh menit berada di dalam mobil akhirnya ketiga orang itu sampai di depan rumah bertingkat dua bewarna mocca.

WHAT IS LOVE? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang