23 • BENALU

783 46 7
                                    

HARI LIBUR GINI ENAKNYA UP CEPAT²
BTW APA YG MEMBUAT KAMU TERTARIK BACA CERITA E&S?

Serli menutup pintu dengan rapat saat melihat Cahya yang berjalan menuju arah rumah Elang. Serli mengunci pintu, lalu bergegas masuk ke dalam kamar. Akibat tidak ada gorden untuk menutup jendela, jadi aktivitas di dalam rumah masih nampak transparan.

Serli menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Mengabaikan ketukan yang begitu memaksa Serli untuk membuka pintu rumah. Serli lebih baik mencari kesibukan melalui ponsel.

Serli melotot saat melihat ada nomor baru yang menelpon nomornya. Ia yakin itu pasti keluarganya. Serli kembali menelpon ulang. Senyumnya terbit saat status panggilan berubah jadi berdering.

"Halo."

Serli menghela napas gusar. Ia kira suara ibunda dan ayahandannya. Ternyata suara adik dari Elang.

"Kak, save ini nomor Steven. Dapat dari Jefri. Hehe. Steven kira kakak gak punya hp."

"Iya." Jawab Serli seadanya.

"Disana baik-baik aja kan kak?"

"Iya, baik."

"Gak bohong kan kak?"

"Gak Ven, ngapain kakak bohong." Jawab Serli.

Hening

Serli menyandarkan tubuh di dinding. Bohong Serli bilang jika ia baik-baik saja disini, yang ada Serli makan hati. Serli kembali mengingat adik kecilnya yang bahkan tidak bertanya seperti yang Steven lakukan. Andaikan Steven yang menjadi adik kandungnya, Serli yakin saat ini ia akan bahagia sekali.

"Steven matiin dulu. Dosen udah datang."

"Iya."

Tut

Serli melihat layar ponsel yang menampilkan beberapa riwayat panggilan yang Serli lakukan. Lebih banyak menelpon Jefri, dan Jefri menolaknya. Bahkan jika diterimapun Jefri bersikap tidak peduli pada Serli. Menelpon ibunda dan ayahandapun percuma, keduanya tidak mengangkat telepon Serli. Apakah terlalu sibuk? Jika sibuk pasti ada waktu senggang kan? Bahkan satu menit saja Serli minta untuk kepedulian orang tuanya. Apakah tidak bisa?

Serli menyimpan ponsel di dalam koper. Wanita itu menutup mata mencoba tidur. Padahal masih pagi, tapi Serli muak mendengar ocehan Cahya nanti. Apalagi Cahya akan buat ulah, membuat Serli lagi yang di kdrt Elang. Demi melindungi diri, perlakuan Serli sebagai tuan rumah kepada tamu tidak salah kan?

Serli menutup wajah menggunakan selimut saat mendengar gedoran pintu utama. Pasti ulah Cahya. Apakah remaja itu tidak memiliki kesibukan lain? Setelah masalah kemaren, apakah Cahya tidak jera? Paling tidak tahu malu dan tahu diri.

Serli bangun dari posisi akhir, Serli menopang dagu mencoba menghabiskan waktu dengan termenung ditemani dengan bunyi gedoran pintu.

Beberapa saat kemudian tiba-tiba saja gedoran pintu tersebut berhenti. Serli langsung berdiri dari duduk dan keluar dari kamar. Wanita itu mengintip dari jendela, ternyata Cahya sudah kembali ke habitatnya. Puji Tuhan.

Serli kembali masuk ke dalam kamar, merebahkan diri di atas selimut tebal yang sengaja dijadikan sebagai tikar. Serli menutup mata. Akan tidur sebentar sambil menunggu Elang. Semoga saja Elang membawakan makanan, atau bahan masakan. Kadang jika ada makanan yang Elang beli dari luar. Pria itu hanya membelikan untuk dirinya sendiri, tapi Serli merasa Elang menyisakan makanan untuknya. Dan sengaja di simpan di dalam lemari penyimpan makanan. Saat itu pula Serli harus berjalan seperti pencuri lalu mengambil makanan itu dan memakannya.

Serli menghela napas berat. Mengingat beberapa kejadian yang terulang itu membuat hatinya tergores saja. Serli mengubah posisi menjadi duduk kembali, niat untuk beristirahat sebentar ditunda. Serli butuh segelas air putih, tapi seingat Serli satu galon berisi air sudah habis. Sepeser uangpun tidak ada Serli pegang. Muncul diotaknya untuk mengemis pada Cahya demi segelas air putih. Serli langsung menggelengkan kepala dengan cepat.

WHAT IS LOVE? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang