Serli melihat Elang yang sedang bermain ponsel, satu jam yang lalu Elang mengatakan jika mereka akan tinggal disini. Karena rumah sedang direnovasi. Padahal Serli tahu betul jika rumah itu tidak ada yang perlu direnovasi. Tapi yasudahlah, nurut saja.
"Om, sama tante berangkat dulu ya Ser, Lang." Pamit Petra. Serli menyalim tangan Petra, dan Pri bergantian. Melihat itu Elang juga ikut-ikutan menyalim kedua pria dan wanita paruh baya itu.
Petra terkekeh singkat melihat sikap Elang. "Jaga rumah ya...."
"Iya om."
"Jaga Serli ya Lang. Tante titip ke kamu, jangan kerja dulu." Peringat Pri seperti mengancam. Elang hanya mengangguk. Setelah kedua orang itu berangkat, kemudian bergantian Putra yang keluar menggunakan baju dinasnya.
"Gue kerja dulu woy!" Pria itu langsung berlari keluar rumah dengan terburu-buru.
"Iya sayang. Aku pakai hijab kok, ini mau keluar ke gang rumah."
"Iya ih, sabar. Aku pakai baju yang kamu beli kok."
Tut
Pasangan suami istri itu melihat Aril yang mengobrak abrik tas selempangnya. Ternyata remaja itu mengambil lipstik dan kaca rias mini. Lalu mulai mengoleskan lipstik ke bibir. Setelah selesai Aril langsung menyalim Elang.
"Gue kuliah dulu bang!" Aril bergegas keluar dari rumah. Mengabaikan Serli yang tidak dianggap ada oleh remaja itu.
Serli hanya membuang napas kasar. Lagian kenapa juga ia berharap lebih pada Aril? Serli melihat Peby yang duduk manis di depan televisi sambil menonton animasi barbie. Mata Serli teralih pada Elang yang kembali sibuk dengan ponselnya.
Serli merasakan suhu tubuhnya yang berbeda. Seperti sedang tidak enak badan. Serli merasa dingin padahal matahari sudah mulai muncul di pagi hari.
"Obat ada di kotak p3k. Lo bisa ambil sendiri kan?"
Serli mengangguk samar dan berjalan ke samping televisi. Disana ada kotak p3k. Serli mencari obat demam untuk orang dewasa, setelah dapat obat yang ia cari Serli bergegas untuk mengambil air putih dan langsung meneguknya bersamaan menelan obat tanpa dikunyah terlebih dahulu.
Serli kembali duduk di atas sofa. Wanita itu hendak mengambil ponselnya tapi Elang lebih dulu menganbil ponsel tersebut. "Istirahat." Perintah Elang.
"Tapi...." Serli kembali menutup mulut saat Elang berekspresi datar menangapinya. "Iya." Serli merebahkan tubuh ke atas sofa, menarik selimut hingga leher dan memejamkan mata.
Elang menaruh ponsel Serli kembali ke atas meja. Pria itu sekilas melihat kotak p3k. Elang melihat kain kasa yang membalut luka di kepala Serli mulai terkelupas, sebentar lagi akan sembuh. Elang bersyukur akan itu, jadi keluarga Petra tidak menyadari luka tersebut.
Serli membuka mata sedikit ingin mengintip apa benar firasatnya mengatakan jika Elang memperhatikan dirinya. Serli kembali menutup mata dengan cepat saat tahu jika Elang memang memperhatikan Serli.
"Abang bulung... Balbinya abis."
§§§
Elang membuat tanda salib dan duduk di samping Serli. Mereka kini ada di dalam Gereja. Serli melihat Elang yang baru saja duduk di sampingnya. Serli terkejut? Tentu saja, langka sekali Elang ingin duduk di samping wanita tidak sepadan dengannya. Apa mungkin pria di samping Serli ini sudah terketuk pintu hatinya?
"Lo tes masuk universitas besok. Berdoa dan belajar yang baik." Ujar Elang memperingati Serli. Serli hanya mengangguk, dan memejamkan mata untuk berdoa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS LOVE? (END)
Romansa[FOLLOW SEBELUM BACA!] ⚠️TIDAK MENERIMA PLAGIAT BERBAGAI BENTUK APAPUN. INI MURNI KARYA SAYA⚠️ Pemaksaan pernikahan yang dilakukan dua keluarga, tidak ada angin atau hujan kedua anak pertama di dua keluarga itu di paksa untuk menikah. Berbagai penol...