44 • HOTEL

1K 65 9
                                    

Padahal mau up besok, tapi gak mau liat kalian nunggu. Yaudah aku up aja, tapi ntar lebih cepat pisah sama cerita ini.

Elang mendorong tubuh Serli masuk ke dalam kamar hotel. Pria itu mengunci pintu dan membiarkan Serli menggedor-gedor pintu tersebut berusaha meminta tolong.

Elang melepas sepatunya dan menaruh di atas rak sepatu. Elang membaringkan tubuh di atas ranjang. Pria itu melirik Serli yang seperti anak kucing yang mencakar-cakar pintu berusaha memaksa majikan untuk membukakan pintu.

"Buang-buang tenaga lo disana. Sini!" Titah Elang.

Serli menoleh ke belakang dengan ragu. Ia melihat wajah watados Elang. Serli takut sekarang berada di dekat Elang. Serli tarik lagi ucapannya waktu itu di mobil milik Petra jika ia ingin dimanja oleh Elang. Serli benar-benar tidak mau!

"Sini!" Bentak Elang tidak ingin dibantah. Serli menciut, ia memilih duduk lesehan di depan pintu.

Elang memutar bola mata jengah. Pria itu bergerak mendekati Serli yang bergerak mundur seakan takut disentuh oleh suami sendiri. Elang mendengus sebal, ia menggendong Serli seperti karung beras tidak peduli wanita itu memekik meminta tolong. Terpenting hari ini Elang akan menjalankan hal yang ia pikirkan kemaren malam dengan matang. Lagian jika itu rencana tidak matang, tidak merugikan juga. Serli sah istri Elang. Tidak ada hal yang bisa merugikan keduanya. Ya... Walaupun harus melepas keperawanan dan keperjakaan sih.

"Buka baju." Titah Elang tidak tahu malu.

Serli menyilangkan tangan di depan dada. "LO GILA?!" Teriak Serli. Lalu kembali diam, tersadar jika ia telah meneriaki Elang.

Elang menaikkan alis tebalnya. Pria itu mendekatkan wajahnya pada wajah Serli. Tentu saja Serli bergerak mundur. "Buka sendiri, atau gue yang buka?"

Serli semakin panik. Pilihannya tidak ada yang menguntungkan Serli sama sekali. "Pilihan lain?" Cicit Serli menawar.

Elang tersenyum simpul. "Lo buka seluruh pakaian gue. Mau?" Serli langsung menggeleng cepat. "Buka!" Pinta Elang memaksa.

Serli menghela napas berat. Ia memilih untuk menarik kaos yang ia gunakan dengan pelan, saat Elang lengah dengan cekatan Serli berlari masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya.

"Serli! Buka!" Elang memukul-mukul pintu kamar mandi dengan brutal. Semetara Serli sudah sesak napas. Tidak kuasa, jantungnya berdetak cepat karena takut dengan Elang.

Serli menjauh dari pintu dan duduk di wc duduk. Serli melihat bayangan Elang yang ada di luar. Sangat menakutkan, Serli merinding dibuatnya. Demi apapun Serli belum siap untuk di unboxing oleh Elang. Tunggu? Bukannya Serli sangat takut disentuh? Lalu mengapa dengan Elang ia hanya takut memikirkan hal negatif tentang..., ah sudahlah kita masih kecil.

Brak

Serli melotot saat Elang nekat menendang dengan kuat pintu kamar mandi yang memang sudah rapuh. Serli berdiri dan berjalan mundur.

"Lo mau main disini?" Seringaian Elang membuat Serli meneguk ludah susah payah. Punggung Serli sudah menempel di dinding kamar mandi. Serli menyeka keringat dingin yang ada di pelipisnya. Elang semakin mendekat, perlahan tapi pasti Elang menarik pinggang Serli. Dan kejadian berikutnya adalah melakukan hubungan suami istri.

Author : Stay halal sis

§§§

Serli menghela napas berat. Tubuh Serli luruh di kamar mandi. enam jam lalu kejadian itu terjadi, dan sekarang Elang pergi begitu saja entah kemana. Serli menghidupkan shower, air mulai membasahi baju tidur yang Serli gunakan.

WHAT IS LOVE? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang