Part 19

2.1K 121 10
                                    

MAAF

"Salah satu cara berdamai dengan masa lalu adalah dengan memaafkan semua orang-orang yang terlibat di dalam masa lalumu sekalipun dia adalah pemeran utama dari rasa sakitmu dimasa lalu. Karena memaafkan juga merupakan satu dari sekian banyak alasan untuk bahagia"
.
(Afifah afra)

💖💖💖💖💖💖💖

Kevin masih terus saja tertawa melihat Adrian yang masih syok karena candaannya. Afifah yang melihat itu langsung saja menegur Kevin.

"Istighfar kak, jangan terlalu banyak tertawa" tegur Afifah membuat Kevin menghentikan tawanya.

"Eh, Astagfirullah. Aduh, habisnya wajahnya ituloh dek yang bikin lucu" kata Kevin yang sudah menormalkan tawanya. Bayangkan saja wajah yang selalu menatao dengan tatapan datar kemudian tiba-tiba dikagetkan dengan sesuatu.

Afifah kemudian menoleh ke Adrian dan hampir saja Afifah ikut tertawa namun ia tahan. Dia langsung menundukkan pandangannya.

"Kapan kalian menikah?" tanya Adrian yang masih membahas tentang pernikahan Kevin dan Afifah. Afifah yang sudah tahu alasan dari tertawanya Kevin dan sikap dari Adrian langsung melihat Kevin dan memukul lengannya.

"Kak, bercanda boleh tapi jangan sampai membohongi mereka. Kakak tahukan kebohongan itu dibenci oleh Allah" kata Afifah.

"Bohong, maksudnya?" tanya Adrian yang masih tidak mengerti

"Hehe, maaf. Jadi gini, tadi aku hanya bercanda. Dia bukan istri ku tapi dia adikku. Kembaranku" kata Kevin Membuat adrian langsung merasa legah.

"Jadi, dia yang kau cari selama ini?" tanya Adrian

"Iya benar. Dan aku sudah menemukannya" kata Kevin yang merangkul adiknya sambil tersenyum.

"Biasa aja kali" kata Adrian yang merasa jengah dengan sikap Kevin. Dia baru sadar bahwa pantes selama ini Kevin sudah terlihat bahagia. Ternyata karena sumber kebahagiaannya sudah kembali.

"Kenapa, cemburu?" tanya Kevin sambil tersenyum miring.

"Tidak, biasa aja" kata Adrian kemudian menoleh ke arah yang lain.

"Oh yah, kalian ngobrol aja yah. Saya ke sana dulu mau ambil gambar" kata Afifah sambil menunjuk ke arah bangunan rumah dengan model persis rumah jepang.

"Iya, hati-hati yah dek. Kami akan menyusul" kata Kevin kemudian melepas rangkulannya dipinggang adiknya. Afifah hanya tersenyum dan mengagguk kemudian berlalu menuju bangunan yang tadi dia tunjuk.

"Mesra banget. Kalau yang lain lihat pasti dia mengira kalau kalian kekasih halal" kata Adrian dengan wajah datar.

"Biar saja. Toh, adikku masih jomblo jadi harus dijaga ketat supaya laki-laki mengira kalau aku suaminya jadi dia tidak ada yang gangguin" kata Kevin sambil tersenyum.

"Dasar posesif jadi kakak" kata Adrian

"Biar saja. Yang penting dia aman. Kamu cemburu kan aku bisa sedekat itu sama dia. Iyakan? Tenang saja aku kakaknya" kata Kevin dengan nada sombong.

"Tidak" kata Adrian kesal karena dari tadi selalu saja disinggung soal itu.

"Tapi kok tadi syok" kata Kevin meledek

"I-itu.. Karena kaget saja sahabat aku nikah tapi aku tak diundang" kata Kevin gugup.

"Oh.. Begitu yah" kata Kevin. Dia masih tidak percaya. Sangat jelas kalau Adrian sebenarnya suka sama adiknya hanya saja dia belum menyadarinya.

"Yuk, ke afifah. Nanti ada yang godain lagi" kata Kevin kemudian berjalan ke arah Afifah dan Adrian hanya mengikutinya.

"Vin, aku mau minta maaf dengannya" kata Adrian yang masih berjalan sambil melihat Afifah yang masih fokus memotret.

Kemana Cinta Harus Berlabuh [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang