Part 42

1.7K 92 16
                                    

JANGAN BERCANDA

"Jangan pernah bercanda jika itu menyangkut soal perasaan apalagi tentang sesuatu yang menyangkut dengan masa depan. Karena kita tidak tahu hati seseorang itu sekuat apa untuk bisa tetap bertahan dengan candaanmu"
.
(Afifah Afra)

💖💖💖💖💖💖💖

Sudah 2 jam Afifah dan Claudia berbincang-bincang. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena mereka memiliki kesibukan masing-masing.

"Kalau begitu aku duluan yah... Sekali lagi terima kasih atas nasihatnya" kata Claudia kemudian beranjak dari tempat duduknya. Afifah pun ikut berdiri.

"Iya... Kamu hati-hati" kata Afifah kemudian bersalaman dengan Claudia dan memeluknya.

"Iya... Terima kasih yah. Kamu juga hati-hati nanti kita lanjut di chat aja" kata Claudia sambil membalas salaman dan pelukan dari Afifah

"Iya" kata Afifah sambil tersenyum dan melepaskan pelukannya.

"Assalamu'alaikum" salam Claudia kemudian berlalu meninggalkan Afifah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Afifah kemudian mengambil tasnya. sebelum itu dia menoleh ke arah meja kakaknya. Dan ternyata disana masih ada kakaknya yang juga sibuk berbicara bersama kedua sahabatnya. Diapun menghampirinya menanyakan soal jadi tidaknya dia menginap dirumah. Sesampainya di meja kakaknya diapun mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum" salam Afifah membuat ketiga laki-kaki yang sempat bercanda satu sama lain berhenti dan langsung menatap ke arah Afifah. Afifah yang melihat itu merasa tidak enak karena telah mengganggu mereka.

"Eh, maaf...aku mengganggu kalian" kata Afifah sambil menunduk merasa tidak enak.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka.

"Tidak apa-apa" kata Adrian membuat kedua sahabatnya tersenyum mengejek ke arah Adrian yang begitu cepat membalas ucapan Afifah. Adrian yang sadar dengan sikap sahabat-sahabatnya pun berusaha untuk tetap bersikap normal.

"Kenapa dek? Mau diatar?" tanya Kevin.

"Tidak kak. Afifah bawa mobil. Afifah cuma mau memastikan kakak jadi nginap di rumah?" tanya Afifah sambil menatap ke arah kakaknya. Belum Kevin menjawab Reno tiba-tiba berbicara.

"Duduk dulu Afifah. Nanti kamu capek berdiri" kata Reno yang menawarkan Afifah untuk duduk.

"Tidak usah. Aku hanya sebentar kok" kata Afifah sambil tersenyum dan Reno pun mengangguk. "Bagaiman kak?" tamya Afifah kembali ke Kevin.

"Jadi dong. Kakak juga sudah hubungi  Istri kakak untuk bersiap-siap" kata Kevin.

"Jam berapa kak ke rumah?" tanya Afifah.

"Ba'da Asar" kata Kevin.

"Kalau begitu ini kakak ambil kunci rumahnya. Soalnya Afifah mau ke butik dulu dan paling ba'da magrib baru pulang" kata Afifah kemudian mengambil kunci rumahnya di dalam tasnya.

Setelah menemukannya diapun segera memberinya ke kevin. Kevin pun nengambilnya meskipun dia bingung karena bukankah dirumah orang tuanya ada security sama pembantu.

"Dek, kok kuncinya ada di kamu. Bukanya pak dadang dan bu wati ada dirumah?" tanya Kevin.

Oh yah, pak dadang itu adalah security di rumah Orang tua Afifah sementara bu Wati itu adalah istri dari pak dadang yang juga ikut membatu mengurus rumah. Sebenarnya mereka tidak butuh pembantu tapi karena anak dari mereka meninggal dan bu wati sendiri di kampung jadi orang tua Afifah mengijinkan bu wati tinggal di rumahnya.

Kemana Cinta Harus Berlabuh [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang