Part 27

1.5K 92 9
                                    

SEMAKIN BERJARAK

"Kepercayaan itu seperti gelas. Sekali pecah dia tak akan bisa kembali seperti semula. Jikapun Ia disusun dan kembali ke bentuk semula tapi yakinlah akan ada yang terlihat retaknya"
.
(Afifah Afra)

💖💖💖💖💖💖💖

1 minggu berlalu, namun Rifki masih belum menemukan kebenarannya. Sementara sekarang dia dan Afifah berbalik menjadi orang yang tak saling mengenal. Afifah benar-benar menjauhinya.

"Afifah, besok kan hari jum'at dan dosennya tidak masuk. Itu berarti kita libur. Sabtu dan ahad juga libur. Membosankan pasti di rumah terus" kata Claudia.

"Mau tidak ikut aku berlibur?" tawar Afifah.

"Kemana?" tanya Claudia.

"Bandung. Sekalian mau cek butik disana" kata Afifah.

"Bandung. Seru tuh, mau ikut dong. Soalnya malas banget dirumah" kata Claudia.

"Silahkan. Malah aku senang. Asal bayar sendiri yah" kata Afifah terkekeh.

"Yah, saya kira dibayarin sama CEO baru" kata Claudia sambil bercanda.

"Yeh, kamu juga sebentar lagi jadi CEO" kata Afifah.

"Kan baru mau. Lah kamu sudah memimpin" kata Claudia.

"Baiklah. Apasih yang tidak buat sahabatku ini. Lagi pula memang niatnya tadi seperti itu karena aku yang mengajak kamu juga kan dan juga aku mau menghabiskan waktu bersamamu" kata Afifah sambil tersenyum.

"Kevin tidak ikut?" kata Claudia.

"Tidak. Aku ingin hanya berdua dengan kamu. Aku ingin kita bersenang-senang, bersama sesama perempuan lebih menyenangkan bukan. Aku ingin menghilangkan semua beban yang sedang aku pikul saat ini" kata Afifah dengan tatapan sendu.

"Kamu kenapa? beban apa yang sedang kamu pikul?" tanya Claudia sambil memegang kedua tangan Afifah dan menghadap kearahnya dengan serius. Saat ini mereka sedang berada di kelas dan hanya mereka berdua yang ada disana.

"Rifki. Aku salah selama ini. Aku terlalu percaya dengannya sampai aku lupa bahwa masalah kami waktu SMA masih belum usai. Dia masih tidak percaya denganku" kata Afifah sambil mengeluarkan air matanya. Diapun segera menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"Jadi, ini yang buat kamu dan dia seakan-akan menjadi orang asing" kata Claudia dan Afifah mengangguk ditengah tangisannya.

"Aku lemah yah Claudia. Hanya karena masalah ini aku bisa selemah ini" kata Afifah sambil menghapus air matanya. Claudia pun langsung menarik tangan Afifah kemudian memeluknya.

"Kamu tidak lemah Afifah. Kamu kuat. Buktinya selama ini kamu mampu menutupi semua masalahmu dengan senyuman mu itu. Kamu mampu membuat kami semua berpikir bahwa kamu hanya sibuk dan baik-baik saja" kata Claudia.

"Tapi aku tak sekuat itu" kata Afifah di tengah isakannya.

"Iya, aku tahu. Memang seberat apa masalah yang sedang kau hadapi?" tanya Claudia.

Afifah pun menghapus air matanya dan kemudian mulai bercerita. Dia memceritakan semua hal yang terjadi. Mulai dari Elisa yang selalu mengkambing hitamkan dirinya, mengacamnya, berpura-pura baik sampai pada Rifki yang menyalahkannya kemarin. Mendengar itu Claudia juga menjadi kesal dan juga terlihat kemarahan dalam dirinya.

"Kalau kamu tahu dia hanya berpura-pura, mengapa kamu masih memberikan dia kesempatan untuk mengfitnahmu dan menjadikan kamu seolah-olah bersalah disini?" tanya Claudia yang sedikit geram.

Kemana Cinta Harus Berlabuh [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang