AKHIR DARI SEBUAH PERTEMUAN
"Bukan pertemuan yang aku benci tapi akhir dari pertemuan itu yaitu PERPISAHAN yang berakhir pada KEHILANGAN"
.
(Afifah Afra)💖💖💖💖💖💖💖
Tok tok tok
"Dek..." panggil Kevin sambil terus mengetuk pintu kamar Afifah.
Afifah yang mendengar itu pun segera bangun dan membukakan pintu kakaknya."Baru bangun dek? Kamu tidak salat?" tanya Kevin
"Sudah kak. Tadi sudah salat tapi setelah salat dan tadarus Afifah kembali tidur soalnya ngantuk" kata Afifah. Sekarang memang sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Itulah mengapa Kevin kaget kalau Afifah sampai melupakan kewajibannya.
"Ada apa kak?" tanya Afifah yang melihat kevin sedikit gelisah.
"Mmm... itu dek. Kita harus ke rumah sakit. Ayah dan Bunda sudah ke sana duluan" kata Kevin.
"Siapa yang sakit kak?" tanya Afifah yang sedikit penasaran.
"Mm.. Itu... Tapi kamu jangan kaget yah..." kata Kevin merasa berat untuk mengatakannya.
"Siapa kak?" tanya Afifah yang kini mulai panik karema melihat ekspresi kakaknya.
"Rifki dek" kata Kevin dengan pelan.
Deg
"Rif-ki... Dia ke-kenapa kak" tanya Afifah yang kini tidak bisa menahan air matanya.
"Tadi dia kecelakaan saat ke kantor. Yang sabar yah dek" kata Kevin sambil memeluk adiknya yang kini tengah menangis.
"Aku siap-siap dulu kak" kata Afifah kemudian segera ke kamarnya dengan terburu-buru. Kevin yang melihat itu hanya menatap sendu ke arah adiknya.
30 menit akhirnya mereka berdua sampai di rumah sakit. Namun Afifah dan Kevin terlihat bingung karena semua orang yang berada disana tengah menangis dan bahkan Sisi adik dari Rifki sampai menangis histeris. Afifah yang melihat itu menghentikan langkahnya. Pikirannya saat ini sedang mengingat kejadian semalam saat Rifki menelponnya.
Jika Qadar Allah mampu mempertemukan kita maka bisa saja Qadar Allah juga mampu memisahkan kita.
Aku mencintaimu Afifah, tapi jika aku pergi lebih dulu ku harap kamu mengiklaskanku
Kata-kata rifki seakan berputar dikepala Afifah membuat air mata Afifah tidak bisa ia bendung.
'Tidak. Rifki pasti baik-baik saja' batin Afifah berusaha menghibur dirinya.
Kevin yang melihat Afifah diam segera merangkulnya dan membawanya ke depan ruangan Rifki. Saat Anisa melihat putrinya dia segera memeluknya dengan air mata yang sudah keluar.
"Yang sabar yah sayang" kata Anisa di tengah pelukannya.
Deg
Afifah diam membeku. Afifah tahu arti kata-kata itu apalagi melihat Sisi yang begitu histeris. Anisa yang tidak mendapat respon dari Afifah melepaskan pelukannya dan mencoba melihat anaknya. Tatapan yang kosong dengan air mata yang terus mengalir. Sungguh afifah terlihat sangat kacau.
Jika Sisi mengeluarkan dengan teriakan yang histeris maka beda dengan Afifah yang hanya diam dengan air mata yang terus mengalir. Kevin yang tidak tega melihat adiknya lalu bertanya kepada bundanya.
"Ada apa bun? Mengapa semuanya menangis? Rifki tidak apa-apa kan?" tanya Kevin pelan
"Kakakkkkk... Umi, kak Rifki umi, dia ninggalin Sisi" teriakan sisi membuat Afifah semakin yakin dengan tebakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemana Cinta Harus Berlabuh [SELESAI]
EspiritualBertemu denganmu adalah hal yang tak terduga yang aku syukuri, Mencintaimu adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Sang pemilik cinta, Dan mengejarmu adalah suatu kesalahan yang pernah aku lakukan... Aku tak pernah menyangka, jika mencintaim...