TIDAK PEKA
"Bukan tidak peka, hanya saja berusaha untuk tidak membuat hati salah menafsirkan. Karena lebih baik mencengah rasa itu kembali ada, dari pada membiarkannya dan malah akan sulit untuk kembali lupa"
.
(Afifah Afra)💖💖💖💖💖💖💖
"Sayang, besok ayah dan bunda mau ke Bandung. Kamu tidak apa-apa ditinggal sendiri?" tanya Anisa ke Afifah. Mereka saat ini berada di ruang keluarga. Mereka sedang menunggu waktu magrib jadi bukan hanya Anisa dan Afifah saja tapi juga ada Reyhan ayah Afifah.
"Tidak apa Bun, Afifah kan sudah besar" kata Afifah sambil tersenyum.
"Kamu memang sudah besar sayang tapi bagi kami kamu masih putri kecil kami" kata Bara sambil mengelus kepala Afifah yang tertutupi jilbab dan Afifah yang diperlakukan seperti itu sangat bahagia. Inilah mimpi dia selama ini bisa mendapatkan kasih sayang orang tuanya.
"Iya Yah... Oh yah, besok berangkat jam berapa? Biar Afifah antar ke Bandara" kata Afifah.
"Jam 10 pagi. Memang kamu sempat ngatar kami. Kamukan sibuk?" tanya Bara sambil terkekeh.
"Pastilah Yah, sesibuk apapun Afifah kalau untuk kalian berdua pasti Afifah antar" kata Afifah sambil tersenyum. Kedua orang tuanya yang mendengar itupun ikut tersenyum.
"Berhubung Ayah dan Bunda mau ke Bandung aku boleh nitip sesuatu tidak?" tanya Afifah.
"Boleh. Untuk si kembar yah?" tanya Bunda dan Afifah mengangguk sambil tersenyum. Dia memang sudah tahu untuk siapa titipan Afifah karena kalau ada yang ke bandung pasti Afifah selalu menitipkan sesuatu untuk adik-adiknya itu.
"Iya Bun, kalau bgitu Afifah habis magrib izin keluar yah. Mau belikan sesuatu buat mereka" kata Afifah.
"Iya boleh ko" kata Anisa.
"Kalian itu aneh. Kalian sudah bisa membeli apapun tapi selalu saja nitip oleh-oleh padahalkan kalian bisa membeli apa saja dengan mudah. Ayah yakin kamu pasti juga akan dapat oleh-oleh dari mereka" kata Bara sambil terkekeh.
"Meski kami mendapatkan dengan mudah Yah, tapi beda rasanya kalau itu pemberian mereka atau aku. Tapi aku bukan hanya dapat oleh-oleh dari mereka tapi dari Ayah Bunda juga. Iyakan?" kata Afifah sambil terkekeh.
"Iya pasti. Apasih yang tidak bisa ayah berikan untuk putri ayah" kata Bara dan Afifah tersenyum bahagia.
💖💖💖💖💖
"Beli apa lagi yah?" kata Afifah sambil berkeliling ke toko makanan yang biasanya tersedia untuk cemilan yang cocok di jadikan buah tangan atau oleh-oleh. Saat dia ingin mengambil cemilan yang dia inginkan itu tiba-tiba ada yang lebih dulu yang mengambilnya. Dia pun menengok untuk melihat siapa yang mengambil makanan itu.
"Adrian" kata Afifah pelan.
"Afifah. Eh, maaf. Kamu pasti mau ambil snack ini yah?" tanya Adrian merasa tidak enak. Dia memang langsung saja mengambil snack itu tanpa memperhatikan orang yang berada didekatnya.
"Tadinya mau ambil. Tapi tidak jadi kan sudah keduluan" kata Afifah sambil tersenyum.
"Ini kamu ambil saja. Saya kira tadinya tidak ada yang ingin mengambilnya" kata Adrian sambil menyerahkan snack itu.
"Tidak usah. Aku tahu kamu butuh itu. Kamu ambil saja masih banyak kok snack yang sama dengan itu" kata Afifah sambil mengambil snack yang sama dengan apa yang ingin Adrian ambil.
"O..iya juga yah" kata Adrian sedikit malu karena yang tidak sadar kalau ternyata banyak snack yang sama dengan yang dia ambil.
"Sendiri?" tanya Adrian
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemana Cinta Harus Berlabuh [SELESAI]
SpiritualitéBertemu denganmu adalah hal yang tak terduga yang aku syukuri, Mencintaimu adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Sang pemilik cinta, Dan mengejarmu adalah suatu kesalahan yang pernah aku lakukan... Aku tak pernah menyangka, jika mencintaim...