Part 39

1.6K 93 26
                                    

CALON SUAMI

"Jangan terus terpuruk dengan bayang-bayang masa lalu. Karenakehidupan akan terus berlanjut. Jika kamu terus berada dalam bayang masa lalu maka hidupmu akan berhenti disitu.  Coba buka mata dan lihat sekelilingmu masih banyak yang peduli denganmu dan saatnya kamu bangkit dan memulai semuanya dari awal lagi"
.
(Afifah Afra)

💖💖💖💖💖💖💖

Setelah dia sampai didepan makan Rifki dia pun duduk kemudian menghembuskan nafasnya.

"Assalamu'alaikum Rif" salam Afifah sambil berusaha tersenyum.

"Apa kabar? Maaf aku baru bisa datang. Oh yah, aku kesini ingin berbagi cerita denganmu. Meski aku tahu tak mungkin lagi kamu meresponnya tapi aku yakin kamu mendengarnya" kata Afifah yang kini matanya telah berkaca-kaca.

"Kau tahu, sulit bagi aku melupakanmu. Karena kau sudah menjadi bagian dalam hidupku" kata Afifah yang kini air matanya sudah membasahi wajahnya.

"Tapi tenang saja, aku sudah iklas kok dan berusaha untuk berdamai dengan lukaku. Aku sadar mengapa Allah melarang kita jatuh hati sebelum halal karena jika belum halal terus kita tidak bisa bersama jadinya kecewa dan sulit move on. Dan kau tahu bukannya aku tidak suka sama kamu, tapi memang aku tidak ingin menyukai siapapun sebelum halal. Tapi posisimu dihatiku itu jauh lebih besar dari cinta. Karena aku sangat menyayangimu sebagai sahabat dan sebagai orang yang berani datang ke orang tuaku. Oh yah,  satu lagi aku akan berusaha untuk membuka hati ku sekarang jika memang sudah ada yang berani menyembuhkan lukaku. Dan aku janji aku akan memperkenalkannya padamu jika kami sudah dipersatukan dalam ikatan yang halal" kata Afifah sambil menghapus air matanya.

"Aku pamit yah. Assalamu'alaikum" kata Afifah kemudian bangkit dan meninggalkan pemakaman Rifki.

Afifah pun menyetir mobilnya menuju butik karena katanya ada yang ingin bertemu dengannya dan ingin dilayani dan dia tidak akan pergi sebelum bertemu dengan Afifah.

"Aneh, siapa sih? Disana banyak pegawai kenapa meski aku yang harus melayaninya" kata Afifah sambil menyetir.
Setelah memakan waktu lama akhirnya sampai juga. Saat masuk dia sudah mendengar suara laki-laki yang marah-marah.

"Bos kalian dimana sih. Masa punya butik kok ngak di survei. Bos kalian itu pasti orangnya malas. Saya tidak mau tahu yah saya mau dilayani sama bos kalian. Saya ini mau belanja banyak dan kalau perlu saya beli semua yang ada dibutik ini. Atau saya tutup saja nih butik saya laporkan karena tidak mau melayani saya. Mau kalian?" kata laki-laki itu dengan suara tinggi membuat Afifahyang mendengar itu hanya beristighfar.

"Assalamu'alaikum" salam Afifah saat memasuki butiknya membuat semua orang menatap kearahnya termasuk laki-laki itu. Laki-laki itupun tersenyum melihat Afifah namun segera ditutupi dengan wajah datarnya.

"Maaf pak dia Afifah, pemilik butik ini" kata sisil salah satu pegawai butik dan penanggung jawab butik itu ketika tidak ada Afifah namun kini sudah ketakutan.

"Oh ini yang namanya Afifah. Sok sibuk banget sampai buat saya menunggu" kata laki-laki itu membuat Afifah berusaha bersabar dan hanya tersenyum ramah.

"Kalian kembali kerja saja. Sisil, kamu layani yang lain biar bapak ini urusan saya" kata Afifah ke sisil dan pegawai lainnya. Karena dia bisa melihat mereka semua ketakutan. Entah siapa lelaki ini. Dan sudah berapa lama dia marah-marah sampai membuat pengawainya ketakutan.

"Maaf pak. Kita bisa bicara disana dulu. Tidak baik dilihat, berbicara sambil berdiri" kata Afifah sopan. "Nanti setan akan mudah mengoda bapak untuk marah-marah lagi" lanjutnya tapi ini di dalam hati yah. Mana berani Afifah berbicara seperti itu pada orang yang ada didepannya.

Kemana Cinta Harus Berlabuh [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang