17. Menyerah Gak Ya?

46.9K 4.7K 367
                                    

*kringg kringg

Suara alarm memenuhi ruangan yang sering disebut kamar. Kamar yang bernuansa putih dan elegan, seperti kamar seorang bangsawan. Kamar ini milik Galvino Mandratama, putra bungsu Geral Mandratama.

Galvino adalah seorang anak yang pecinta kebersihan, setiap barang disudut kamarnya tertata dengan rapi dan baik. Banyak pernak pernik yang terkesan eropa, sangat elegan untuk seorang remaja sepertinya.

Ada juga lemari yang berisi barang barang pemberian. Mau itu dari kakak kakak nya atau orang tuanya. Teman? Tidak, Galvino belum pernah menerima hadiah dari teman. Karena Galvino tidak punya teman.

Kita kembali ke Galvino yang mulai mengerjapkan matanya sebelum menyadarkan diri. Jam di nakasnya menunjukkan pukul 5 lewat 20. Sejak menyukai seorang Marchelo Adanandra Wirawan, Galvino selalu bangun lebih awal dari keluarganya. Karena ia mau menyuruh pelayannya memasak bekal untuk Marchel sesekali ia membantu.

Jenis makanan yang selalu Galvino bawakan  juga bukan yang dimasak dalam waktu cepat. Pernah suatu hari Galvino membawakan Marchel steak, remaja itu kadang tidak bisa ditebak.

Setelah mengumpulkan nyawa, Galvino beranjak bangun dan mengambil sebuah jubah mandi miliknya dan masuk ke dalam kamar mandi. Tidak perlu takut air yang dingin, karena berhubung dirinya lahir dari sendok emas, jadi Galvino bisa mengatur suhu air di kamar mandinya.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Galvino beralih menuju ke sebuah ruangan yang dikhusus kan untuk perlengkapan nya mulai dari seragam sekolah, pakaian formal, hingga aksesoris. Semua tertata rapi dalam ruangan yang berukuran sedang tersebut.

"Aku harus terlihat tampan agar Kak Marchel suka" gumam Galvino tersenyum ke pantulan tubuhnya di cermin.

Mungkin kalian akan menganggap Galvino dengan si kaya yang bodoh. Meski terus ditolak dengan keras dan kasar, Galvino tetap menyukai Marchel. Padahal kakak kelasnya itu selalu berbuat kasar padanya, mendorong,mencaci maki,hingga membuang pemberian darinya sudah Marchel lakukan. Tapi Galvino tetap menyukai dengan segenap hati si buta hati itu.

Kata Galvino itu adalah ungkapan cinta daru Kak Marchel untuknya.

Cinta dan benci itu beda tipis, jadi bisa saja Kak Marchel sebenarnya menyukai Galvino juga. Tapi tertutup ego dan gengsi yang amat sangat besar.

Galvino mulai merapikan peralatan sekolah yang akan ia bawa sebelum menuju ke dapur untuk melihat masakan apa yang akan ia bawakan Marchel sebagai bekal. Pantang menyerah sebelum doi menerima.

"Mbak masak apa buat bekal aku?" Tanya Galvino pada salah satu pelayan setia keluarganya.

"Saya masak nasi goreng spesial,Tuan"

"Oh yaudah, buatin aku susu coklat juga ya mbak"

Oh iya, Galvino juga sedang ikut berbahagia dengan kabar Arka yang sedang mengandung. Kakaknya lah yang memberitahukan mereka semua kabar gembira dari pasangan muda tersebut.

Lagi lagi Arka diberikan keberuntungan. Galvino semakin ingin menjadi seperti Arka yang begitu beruntung dalam kehidupan percintaan nya. Mendapat suami yang perhatian, memiliki wajah yang cantik, dan keajaiban dirinya bisa memiliki keturunan sendiri. Astaga kurang beruntung apa lagi kakak iparnya.

"Tuan Galvino ini susu nya, untuk sarapan tuan ingin makan sekarang atau menunggu yang lain?"

"Aku tunggu yang main aja,mbak. Mbak lanjut aja kerjaannya, tolong kotak bekal nya di masukan ke tas aku ya" sebagai pelayan tentu langsung melaksanakan perintah dari atasannya.

Pelayan yang sering menyiapkan bekal untuk Galvino selalu terheran. Pasalnya kotak bekal yang remaja itu bawa ke sekolah, tidak pernah kembali ke rumah. Selalu saja Galvino mengatakan bahwa kotaknya hilang atau tidak lupa meletakkannya dimana.

NIKAH MUDA [ TERBIT ]   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang