13. Galvino dan Kisahnya

43.4K 5K 598
                                    


Galvino menjauhkan telinganya dari pintu kamar Gavin. Ia baru saja mendengar percakapan Arka dengan kakaknya, tidak sopan memang karena dirinya terkesan menguping pembicaraan pribadi kakaknya. Itupun Galvino tidak sengaja.

Awalnya ia bermain game di kamar tapi karena jenuh ia memutuskan untuk berjalan sebentar berniat mengelilingi rumah besar ini sekali. Namun, ketika berada di depan pintu kamar Gavin ia samar mendengar suara Arka yang sedang berbincang dengan kakaknya lewat telpon.

Galvino senang ke dua kakak laki-laki nya telah menikah dan memiliki permata berharga di hidup mereka masing masing. Dulu sebelum ke duanya menikah, Galvino sangat dimanjakan terlebih lagi oleh Gio tapi sejak menikah 6 tahun lalu dengan Lina Gio lebih memberikan perhatiannya pada Glyora keponakannya. Sedangkan Gavin, pria itu tidak memanjakan seperti Gio tapi Gavin selalu memberikan apapun padanya.

Semua itu perlahan tidak terlaksana lagi. Galvino tidak mengatakan jika ia cemburu dengan kehadiran dua kakak iparnya sehingga keberadaannya mulai di abaikan.

Tapi Galvino iri, dia juga ingin mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang ia cintai. Ya, Galvino telah jatuh cinta pada seorang pria yang bahkan telah menolaknya berkali kali.

Sampai remaja manis itu selalu berpikir apa ia kurang tampan? Apa dia kurang manis? Apa karena ia tidak secantik Arka? Atau apa karena dirinya bukan perempuan seperti Kak Lina?

Galvino benar benar menutup perasaan yang ia rasa dari seluruh keluarga nya. Ia bukan orang yang bisa berbagi cerita dengan mudah pada orang lain meskipun itu dengan keluarga nya sendiri. Ia takut jika malah mendapatkan balasan yang tidak sesuai ekspetasinya.

Ah, apa kalian penasaran dengan kisah cinta anak manis satu ini?

Maka mari kita lihat perjuangan seorang putra bungsu Geral Mandratama.

"Kak Gio cepat Aku udah mau telat ini, masa hari pertama udah telat!"

"Iya sabar kakak sapa Glyora dulu"

Galvino berdecak kesal melihat Gio yang dengan santai nya menciumi pipi gempal Glyora yang saat berusia 2 tahun.

Hari ini adalah hari pertama Galvino menginjak kan kakinya di jenjang SMP. Jadi ia tidak mau telat dihari perdana ini.

"Kak Gio ayok!"

"Ya Tuhan sabar Galvin, Papi pergi dulu ya sayang baik baik sama Mami dan Eyang dirumah dadah"

"Ayo masuk mobil"

Setelah itu mobil mewah kepemilikan Gio meninggalkan halaman luas kediaman Mandratama menuju ke sekolah Galvino yang berjarak tidak begitu jauh dari perumahan mereka. Tapi tetap saja sekolah Galvino bukan sekolah biasa.

Sesampainya di depan gerbang Galvino tanpa berpamitan pada kakaknya langsung saja berlari memasuki sekolah. Sedikit lagi gerbang akan ditutup.

Karena begitu takut akan telat mengikuti ospek yang telah dimulai Galvino terus berlari hingga ia menabrak sesuatu yang begitu keras sampai tubuh kecilnya terjatuh ke lantai.

*BRUKK

"Auh pantat aku sakit" gumam Galvino mengelus bokong nya.

"Lo bisa santai gak sih jalannya?!"

Galvino mendongak ia melihat seorang siswa menggunakan almamater berwarna biru navy, mungkin anak osis. Siswa itu terlihat jelas sedang kesal karena Galvino menabraknya tanpa sengaja.

Galvino segera berdiri dan membungkuk 90° meminta maaf pada kakak senior yang ia tabrak.

"Maaf kak Aku gak sengaja soalnya Aku takut telat jadi buru buru" ucap Galvino penuh sesal, bagaimana kalau nanti ia dibully?

NIKAH MUDA [ TERBIT ]   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang