5: Bohong

62 10 5
                                    

Gara-gara Edward memberi afirmasi positif terkait dessert box yang katanya enak banget, Aya jadi kangen. Mau bertemu, Edwardnya nggak mengajak. Mau ngajak duluan, tapi malu.

Akhirnya malam ini, Aya menemukan kesempatan untuk setidaknya melihat Edward. Yaitu dengan menyusul Edward di kedai kopi yang Aya lihat dari tag location instagram storynya. Jarak kedai kopi itu hanya sekitar lima belas menit dari tempatnya bekerja. Aya juga kadang beli kopi disini.

Segala situasinya terasa mendukung. Pertama, Aya lembur. Kedua, banyak karyawan yang menitip pada Aya, otomatis Aya bisa lama-lama melihat Edward. Ketiga, Aya membawa baju ganti. Jadi seandainya nanti ketahuan, Aya nggak malu.

Beruntung sembari menunggu antrean, Aya mendapat spot strategis untuk melihat Edward, dia sedang asik bercengkrama dengan teman-temannya. Malam ini Edward ganteng. Dia mengenakan kaos pendek berwarna hitam dan rambutnya berantakan.

Ketenangan Aya fangirling Edward berjalan mulus sampai sesuatu menyebalkan terjadi. Antreannya disela. Pegawai kedai kopi mendahulukan salah satu pengunjung perempuan yang belum lama memesan. Alasannya pasti, perempuan itu good looking. Wajahnya cantik, badannya bagus, penampilannya menarik.

"Maaf, Mas. Kan saya yang pesen abis Mas-Mas yang tadi." Aya memprotes pegawai di balik meja counter.

"Mbak pesenannya banyak. Kalo Mbak yang itu pesenannya dikit."

"Mbak yang kerudung coklat aja pesennya cuma satu, padahal dia pesen abis saya."

"Terserah saya, Mbak. Orang saya maunya Mbak ini yang duluan."

'Anjing!' Aya mengumpat dalam hati.

Seperti belum puas membuat Aya kesal, pegawai itu malah mendahulukan perempuan berkerudung coklat yang memesan setelah Aya. Membuat Aya harus menunggu lagi hingga pesanannya selesai.

Sebelum melangkah meninggalkan kedai, Aya menoleh ke Edward dengan harapan semoga dia menghampiri walau sekedar menyapa. Namun tiba-tiba, ada yang menyenggol keras bahunya dari belakang. Senggolan tersebut mengakibatkan dua plastik berisi kopi yang Aya bawa tumpah.

"Woy! Kalo jalan hati-hati!"

Dari suaranya, Aya bisa tebak jika yang menyenggolnya adalah lelaki. Tapi ketimbang meladeni lelaki tersebut, Aya memilih menyelamatkan setidaknya satu dua cup kopi yang semoga masih ada yang nggak tumpah.

"Maaf, Mas. Tapi saya liat Mas yang jalan sambil main hp, berarti Mas yang gak hati-hati."

Aya mendongak untuk melihat pemilik suara yang sudah ia hafal. Suara Edward.

"Lo siapa?!" Raut lelaki itu menegaskan bahwa dia tak terima disalahkan.

"Gue cowoknya."

"Cewek lo yang ngehalangin jalan! Gara-gara dia, baju gue jadi kotor!"

Aya terkejut. Ia pun bangkit dan berdiri di samping Edward, juga di hadapan lelaki yang kemejanya terkena tumpahan kopi.

Baru membuka mulut hendak meminta maaf, Edward lebih dulu memotong, "Gue gak mau ribut. Mau diganti rugi? Berapa harga baju lo?"

"Gak usah. Urus aja cewek lo."

"Atas nama cewek gue, gue minta maaf."

HAJARENDRA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang