Satu-satunya orang di kantor yang paling bikin Aya canggung ialah Pak Bima, Bos ganteng yang mukanya sebelas dua belas sama ubin masjid alias bikin adem. Kecanggungan itu disebabkan oleh peristiwa sekitar tiga bulan yang lalu, waktu itu Aya lagi makan siang bareng Bu Naya, katanya sebagai ucapan terima kasih karena telah menolongnya di toilet dan membawa ke dokter. Selesai makan siang, secara tidak sengaja Bu Naya menemui seseorang yang ternyata selingkuhan Pak Bima. Bukan itu saja, besoknya Aya diberi uang tutup mulut oleh Pak Bima. Meski Aya menegaskan akan tetap tutup mulut walau tanpa sogokan uang. Bukan karena Pak Bima itu bosnya, tapi bagaimanapun, Aya nggak sejahat itu menyebarkan aib orang. Meski sebenarnya Aya nggak nyangka, Pak Bima yang mukanya macam ubin masjid bisa berbuat seperti itu. Bukan berarti Aya menghakimi, Aya cuma nggak menyangka.Lalu sekarang, Aya bergulat dengan rasa canggung begitu memasuki ruangan Pak Bima. Aya bergerak rikuh sampai ke meja beliau yang terdapat eksistensi seorang pria, sepertinya tamu. Perlahan, Aya memindahkan secangkir kopi dari nampan ke hadapan bosnya yang dibalas ucapan terima kasih.
Aya lantas beralih memberikan kopi satu lagi kepada tamu Pak Bima.
"Terima kas---" ucapannya tergantung begitu dia menoleh.
Layaknya adegan drama, keduanya sempat saling tatap hingga Aya menundukkan pandangan. Nampan di tangannya hampir terlepas. Aya buru-buru berbalik dan melangkah menuju pintu keluar.
"Cahaya." Sialnya, Pak Bima memanggil lagi.
"Iya, Pak."
"Tolong beresin berkas yang di meja itu, kamu taro di rak. Sama map yang warna kuning kamu kasih ke Pak Iwan."
"Baik, Pak."
Tanpa Aya sadari, sepasang mata mencuri pandang ketika ia membereskan meja.
Bohong kalau Edward bilang nggak kaget. Bukan berarti Edward menghakimi, tapi beneran kaget banget. Aya, nggak cuma tampilannya saja yang sederhana, pekerjaannya pun sangat sederhana.
Lantas, Edward merogoh ponsel dari saku celana untuk membaca ulang percakapannya selama tiga hari pacaran sama Aya, tapi baru dua kali berkomunikasi.
Edward:
Aya, apa kabar?Aya:
Baik
Kakak gimana? apa kabar?Edward:
BaikAya:
Oh
IyaCuma 'Oh iya'. Kemudian Hari berikutnya, Edward berusaha menjalin komunikasi. Awalnya basa-basi, bertanya kabar seperti kemarin, malah dapat balasan yang sama seperti template.
Pemberitahuan pesan baru membuat Edward menutup room chat dari Aya lalu membuka pesan dari Mama.
Mama:
Sayang, jangan lupa. Hari ini makan siang bareng sheila sama maminya. Kamu masih di kantor bima kan?
Katanya sheila mau nyusul, coba kamu hubungi diaEdward:
Iya, ma. Nanti edward nyusul bareng sheila
See youMama:
See you🍀
"Aya, lo dari mana aja? Kok lama?" Salah seorang pegawai bernama Fajar langsung menodong Aya begitu dirinya menghampiri salah satu kubikel.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAJARENDRA
Fanfictionft Kim Hong Joong of Ateez Terus disinggung soal pacar, Edward nekat menembak perempuan yang baru dikenalnya. Tidak sesimpel saat Edward memintanya menjadi pacar dan dia pun menjawab iya. Edward yang tidak peka dan emosian justru berpacaran dengan p...