Area outdoor lantai dua sebuah cafe menjadi titik kumpul Edward dan kawan-kawan bersama pasangan masing-masing. Tidak semua, hanya Sadewa yang mengajak Helen dan Yuno yang mengajak Hilda ikut serta, juga Edward dan Aya tentunya. Sedangkan lima lelaki lainnya tidak membawa pasangan karena tidak punya.
Menilik dari gelagatnya, Edward tahu jika Aya masih sedikit gugup bergaul bersama kawan-kawannya. Dia orang yang kelewat introvert, lebih suka sendirian, dan selalu canggung dengan orang baru. Maka dari itu Edward sengaja mendempetkan kursi mereka dan tetap menggenggam telapak tangan Aya di bawah meja, agar dia merasa tenang dan santai, walau kentara sekali Aya berusaha terlihat santai, yang mungkin tampak di depan yang lain biasa saja, tapi Edward bisa merasa kekurang nyamanan itu ada.
"Mau, Ay." Edward menginterupsi Aya yang baru menyuap potongan currywurst.
"Hmm..." Gumamnya seraya menyerahkan garpu.
"Suapin."
"Malu atuhh..."
"Malu kenapa?"
"Banyak orang."
"Ckk! Orang yang kamu maksud tuh nggak punya malu semua!"
"Si Anjing!" Igi menyambar.
Edward memandang sinis pada Igi dan mencondongkan wajah pada sang istri, mau tak mau Aya menuruti keinginannya.
"Biasa... Orang yang baru punya pasangan mah norak. Suka pamer." Celetuk Wildan.
"Jangan dengerin, Ay. Dia tuh iri."
"Najis!"
"Kalian tuh..." Sadewa tidak bisa berkata-kata, ada aja yang diributkan.
Aya kira, Edward itu tipe laki-laki yang menurut istilah anak zaman sekarangnya 'cuek in public, bucin in private'. Mengingat sikapnya yang cuek dan suka bicara tegas, sudah gitu gengsinya tinggi. Ternyata nggak juga, Edward kadang suka menunjukkan sikap manisnya di depan khalayak, minimal selalu menggenggam tangan Aya setiap jalan di tempat umum. Tambahannya tadi, sewaktu mereka tiba, Edward secara khusus menyiapkan kursi untuk Aya sebelum diduduki, ia juga menawarkan dan membukakan jaket yang Aya pakai, jangan lupakan kursi yang ia dempetkan, semua Edward lakukan dengan santai di depan teman-temannya.
"Ay!" Wildan memanggil.
"Gak usah Ay Ay segala! Elu kayak manggil pacar sendiri." Cerocos Edward. "Itu istri orang!"
"Kasian banget ya elo! punya suami suka nyuruh-nyuruh, emosian, udah gitu kayak Bang Toyib, gak pulang-pulang."
"Enggak." Aya menyanggah.
"Enggak apanya?!"
"Bang Toyib mah tiga kali puasa, tiga kali lebaran gak pulang-pulang. Kalo A Edward, belom tiga hari udah pulang tuh."
Edward diam-diam tertawa.
"Bener, ya! Kayaknya elo tuh punya tingkat kesabaran lebih tinggi dari manusia pada umumnya. Nih kalo kita punya kesabaran segini," Wildan memperagakan dengan mengangkat sebelah tangan di depan dada, kemudian lebih tinggi sampai atas kepala, "Kalo elo segini."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAJARENDRA
Fanfictionft Kim Hong Joong of Ateez Terus disinggung soal pacar, Edward nekat menembak perempuan yang baru dikenalnya. Tidak sesimpel saat Edward memintanya menjadi pacar dan dia pun menjawab iya. Edward yang tidak peka dan emosian justru berpacaran dengan p...