6: Bingung

64 11 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pagi hari di rumah Edward, lelaki itu siap berangkat kerja dengan pakaian semi formalnya.

"Pagi, Ma, Pa." Edward menyapa setibanya di meja makan untuk sarapan.

"Pagi, Sayang." Sahut sang Mama.

Sebagai anak bungsu, Edward sama sekali belum berpikir untuk tinggal sendiri. Meski beberapa bulan lalu, Edward membeli satu unit apartemen yang tidak jauh dari kantornya, yang mana jika dibandingkan dengan rumah yag Edward tinggali, ia harus menempuh jarak satu jam kalau tidak macet, kalau macet bisa sampai dua jam. Bukan tidak mau hidup mandiri, hanya saja, Edward sibuk dan meski tinggal bersama pun, Edward jarang ada di rumah. Mas Bima menikah dua tahun lalu, Papa juga sibuk bekerja, Edward takut Mama kesepian.

"Ward, hari ini sibuk gak?" Papa memulai obrolan.

"Enggak, Pa. Kenapa?"

"Papa mau golf sama Pak Agung. Ayok, ikut."

"Aduh! Maaf, Pa. Kalo golf kayaknya kurang sempet." Edward tersenyum sopan.

Papa menyeruput kopinya kemudian bertanya, "Kapan kamu ada waktu?"

"Emang ada apa, Pa?"

"Pak Agung mau ketemu kamu. Kita harus bicarakan pertunangan ini secepatnya, biar segera dieksekusi."

Edward tersedak, "Heh!--- maaf, Pa. Maksud Edward, tunangan apaan?"

"Tunangan kamu sama Sheila."

"Papa jangan bercanda!"

"Papa nggak bercanda, Edward!"

Edward memijat kening, "Kan aku udah bilang, tolak aja, Pa. Kenapa malah dilanjutin?"

"Tapi kamu deket-deket sama Sheila." Papa berdalih.

"Deket-deket apanya? Kita temenan doang." Edward menukas cepat.

"Sayang, pas kita makan siang bareng maminya Sheila, kalian akrab banget." Mama menimpali. "Makanya kita kira, kamu baik-baik aja sama Sheila. Sheilanya juga gitu, kok. Dia keliatan nyaman sama kamu."

Edward meringis. "Ma, Pa. Please... Edward masih muda, nggak mau nikah dulu, nanti aja. Lagian karirnya Sheila kan lagi naik, model tuh kalo nikah riskan loh, Ma. Udah persaingannya ketat."

"Orang anaknya mau, kok, sama kamu. Masalah itu, coba nanti kamu bicarain sama Sheila."

Helaan napas gusar Edward mengudara, "Edward yang gak siap, Ma. Hubungan serius tanggung jawabnya besar."

HAJARENDRA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang