13: Unboxing

73 15 5
                                    

"Eh! Penganten baru!"

Lani, satu-satunya perempuan di tim music producing menyapa Edward yang datang ke studio siang ini. Tidak hanya Lani, Rizal dan Eky juga sedang berdiskusi di meja tengah ruang studio.

"Lo kok kesini?" Tanya Rizal.

"Emang kenapa?"

"Kan baru nikah kemaren! Lo nggak capek?"

"Enggak."

"Emang semalem berapa ronde, Pak?" Lani menyambung dengan pertanyaan sensitif.

"Gimana unboxing nya? Pake gaya apa?" Eky juga ikut-ikutan.

Edward berdecak. "Otak lo bener-bener, ye!"

"Kalo penganten baru paling vanilla." Rizal menebak.

"Ini kan Edward!" Tunjuk Eky. "Kali aja BDSM."

"Tega banget, anjir!" Lani menukas cepat. "Malam pertama anak orang langsung dikasarin."

"Yaudah, lo semua bahas deh sepuasnya. Cuma gue kasian, lo pasti bingung mau praktek ama siapa."

"Sombong amat!" Eky berseru.

Edward berjalan meninggalkan mereka menuju studionya. Sebenarnya jatah cuti Edward masih tiga hari lagi, tapi ada sedikit pekerjaan yang mesti diselesaikan, jadi Edward memutuskan untuk bekerja saja, daripada di rumah tidak melakukan apa-apa.

Disini teman-temannya malah membahas topik sensitif. Edward jadi agak bete. Jangankan malam pertama, tidur saja beda kamar. Aya sepertinya belum siap, jadi Edward enggan memaksa. Meski belum mencintai Aya, Edward pasti mau kalau istrinya bersedia. Edward laki-laki dewasa yang normal, punya napsu, apalagi mereka legal melakukannya, tidak dosa dan tidak melanggar hukum. Tentu Edward ingin merasakan nikmatnya seperti yang pernah ia tonton di film.

Dan juga, Aya cukup tertutup dalam hal penampilan, selama ini Edward selalu mendapati Aya memakai pakaian panjang, baju lengan panjang dan setelan panjang atau dress yang hampir menutupi seluruh kaki. Edward jadi penasaran, bagaimana tubuh Aya yang sebenarnya.

"Kalo tangannya sih mulus... Dalemnya mulus juga kali ya." Edward bermonolog. "Anjing! Otak gue kok jadi travelling."

Segera Edward kembali memfokuskan diri pada pekerjaan di hadapannya.

Menjelang jam makan siang, ada yang mengetuk pintu studionya.

"Masuk!" Perintah Edward.

Muncullah Wildan seorang diri, dia memang sering berkeliaran di kantor KK Entertainment, studio foto miliknya ada di dekat sini.

"Heh! Lo kok kerja?!" Wildan langsung menodong dengan pertanyaan.

"Emang kenapa kalo baru nikah langsung kerja?!" Edward menanggapi tak kalah sewot. "Istri gue butuh nafkah!"

"Biasa aja, dong! Gak usah emosi. Gak dapet jatah malam pertama lo?"

"...."

"Lo ninggalin bini sendirian di rumah?"

"Aya lagi belanja."

HAJARENDRA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang