★ Semenanjung ★

12 2 0
                                    

Ditulis oleh Piscesta Amanda

Kapal berlayar menuju Sulawesi, mereka berangkat dari Batavia membawa barang hasil produksi. Sekar menikah dengan seorang pebisnis yang berketurunan Belanda, ia bernama Dendrick Van William. Sekar menikah tanpa cinta, dan soal seksualitas ia pikir itu hanya formalitas. Disaat gadis didesanya menikah diumur 12 tahun Sekar lah yang dijuluki perawan tua karena baru menikah saat berusia 15 tahun.

Katakanlah keluarganya miskin, memiliki anak banyak dan kebetulan Sekar anak pertama. Mereka bilang itu tanggung jawabnya untuk membantu ekonomi keluarga. Dendrick pria yang baik, ramah, dan dermawan.

Kebanyakan orang bilang Sekar beruntung bisa menikah dengannya yang seorang pebisnis muda, tapi jika hatinya bukan untuknya, mau di apakan?

Waktu awal pertemuan ia pikir Dendrick pria yang bengis dan mata keranjang. Bisa ditebak ia akan memliki selir, tak terbayangkan betapa menderitanya Sekar nanti, istri yang hanya jadi pemuas libido suaminya. Tiap hari akan dipenuhi jeritan dan memar ditubuh bak tanda lahir yang tak kunjung menghilang.

Pemikiran Sekar melampaui batas, bahkan saat malam setelah menikah, dia meminta izin untuk melakukan hal yang intim, Sekar memanas saat itu.

Ternyata dia baik, tetapi meskipun begitu Sekar tetap tidak bisa merasakan cinta atau menaruh hati sedikit saja pada Dendrick.

★★★

Bukan tanpa sebab Dendrick menikahi Sekar. Menurutnya Sekar memiliki aura yang berbeda dari perempuan kebanyakan. Kulitnya yang kuning langsat, pinggang ramping, jari yang lentik, bibir yang merona, dan kelopak mata yang lebar. Bukan semata-mata fisik Sekar yang rupawan, tapi perangainya yang alim dan tidak banyak bicara.

Waktu itu Dendrick mengecek tanah untuknya membuat kebun, sudah tiga hari ia ketempat itu, selalu mendapati Sekar yang sedang menari dengan gemulai di sanggar bersama teman-temannya. Tetapi waktu itu tiba, dimana ia tak mendapati Sekar berada di sanggar, lantas ia mencari tahu dengan bertanya kepada bujangnya yang tinggal didaerah tersebut.

"Ooo Sekar? Saya kurang tau tuan, kenapa tanya begitu tuan? Agaknya tuan ada minat."

Mendengar hal itu ia memutuskan untuk meminang Sekar sebagai istrinya. Tanpa ragu malam itu juga ia datang kerumah Sekar dengan membawa beberapa hadiah sebagai tanda kunjungan.

Dendrick disambut dengan hormat karena memang ia dikenal sebagai pebisnis muda yang sukses, tentu lamarannya pun langsung diterima oleh orang tua dimana itu tanpa persetujuan Sekar sendiri. Sekar merasa kecewa, dan marah bagaimana tidak? Ia yang menikah tapi ia sendiri belum menyetujuinya satu hal yang membuatnya kesal adalah perkataan dari ibunya sendiri.

"Sudah!! Ini sudah terjadi kamu harus menerimanya, cinta bisa tumbuh kapan saja, kamu sudah ibu urus sejak kecil jangan membantah, ini waktunya kamu balas budi untuk menjadi istri yang baik dan patuh."

Sungguh membuat hatinya sakit, tak disangka ibunya berujar setega itu bila membantah bukan termasuk hal yang durhaka, pasti sudah ia lakukan. Ia pikir mengikuti sanggar tari akan menyenangkan tetapi kenapa malah jadi begini. Ia takut. Takut seperti temannya, yang menikah dan menjadi janda setelah melahirkan keturunan. Sekar takut dibuang ia takut hari-harinya akan dipenuhi tangisan dan jeritan sebab tamparan.

"Saya kecewa, saya terhianati oleh keluarga saya sendiri

saya menari untuk kesenangan sahaja

saya takut seperti Ainur yang menjadi janda rasanya seperti ingin hancur tak bisa lagi kutuliskan

saya sungguh kecewa."

Semesta Punya RealitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang