★ Kalira ★

17 3 0
                                    

Ditulis oleh Kalinda Juliyanti

Jakarta, 08 Desember 2010

"Selamat ulang tahun, Ayah!" ucap seorang anak perempuan berusia 5 tahun itu yang kini tersenyum girang menatap Ayahnya. Ia adalah Kalira Alvara.

Keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan seorang anak perempuan itu sedang membuat pesta kecil-kecilan guna merayakan hari ulang tahun sang kepala keluarga. Brownies cokelat sederhana yang di atasnya berdiri 2 buah lilin yang belum dinyalakan berangka 29.

"Terima kasih, Kakak sayang!" ucap Ayah berterima kasih seraya mengecup puncak kepala anak tunggalnya. Kalira, memang inginnya dipanggil kakak, padahal ia belum mempunyai adik.

"Kakak, coba berdoa dong buat Ayah, Nak," pinta Mama yang menatap putrinya dengan harap-harap senang.

Langsung saja anak itu menengadahkan tangannya seraya berdoa dengan suaranya yang lucu. "Ya Allah, semoga Ayah selalu sehat dan kuat. Bisa lihat Lila sukses dan jadi dokter, dan selalu sayang Lila dan Mama, aamiin!"

Doa manis yang keluar dari anak kecil itu diaminkan orang tuanya, lalu segera saja sang Mama mengajak mereka untuk menyalakan lilin untuk segera melakukan tiup lilin.

"Yuk sekarang kita tiup lilin," ajak Mama. Mendengar ucapan Mama, Kalira berseru girang sembari bertepuk tangan.

"Ayo, Mama!"

Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang ... juga ... sekarang ... juga ....

Ayah segera meniupkan lilin, lalu setelahnya Kalira bertepuk tangan dan memeluk Ayahnya.

"Siapa yang mau brownies?" tanya Mama yang langsung dijawab angkat tangan Kalira dan Ayah yang begitu excited.

"Ayah dulu, Ma," goda Ayah agar Kalira cemberut.

"Ih, Ayah kan orang tua, harus ngalah sama Lila yang masih kecil!" Lila ngotot agar ia yang mendapat potongan brownies pertama.

"Iya deh, Ayah ngalah sama Kakak," ucap Ayah lalu mengelus rambut anaknya itu.

"Kakak besok kita ke pasar malam, ya, Kakak mau enggak nih?"

"Mau banget, Yah!" seru Kalira.

"Yuk besok ke pasar malam, Ma," ajak Ayah. "Iya yuk, Yah," jawab Mama.

"Besok Lila mau naik komidi putar, ya, Ma!" pinta

Kalira.

"Emang Lila berani?" tanya Mama.

"Berani dong, masa takut," jawab Lira lalu berdiri menunjukkan tangannya yang membentuk hati.

Mama tertawa. "Ya udah, besok kita naik komidi putar, ya."

Mendengar ucapan Mama, Kalira terpekik girang tak sabar menantikan hari esok, berbagai rencana sudah ia buat di kepalanya. Ia ingin bermain pancing ikan, naik komidi putar, membeli gulali, melihat-lihat baju yang dipajang oleh para penjual.

★★★

"Ayah, ayo naik komidi putar!" ajak Kalira seraya menggoyang-goyangkan tangan kedua orang tuanya yang ia genggam di sisi kanan dan kiri.

"Nanti, ya, Kak, memangnya enggak mau keliling dulu?" sahut Mama.

Kalira menggeleng dengan tatapan yang masih tertuju ke komidi putar, ia rasanya tak sabar ingin segera menaikinya.

"Nanti, ya, Kak, sekarang lihat-lihat dulu. Lila enggak mau beli baju, hm?" Ayah kini ikut bertanya.

Gadis itu berpikir sejenak sebelum mengangguk setuju, ia ingin sekali membeli baju tidur Upin & Ipin. "Ya udah keliling dulu deh, Yah, aku mau beli baju tidur Upin&Ipin, ya!" pintanya.

Semesta Punya RealitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang