★ Badut Tampan ★

9 3 0
                                    

Ditulis oleh Yusbita Amira

Suasana cafe tak terlalu ramai. Seorang pemuda mengenakan kaos putih polos dengan setelan jeans biru sedang memainkan ponselnya. Tak lama kemudian ponselnya berdering, seketika menampilkan notifikasi sebuah panggilan dari seseorang.

"Halo, Ga."

"Iya Put, kenapa?" tanyanya panik.

Hiks

"Lo, lo nangis? Sharelock sekarang, gue ke sana."

Usai mendapatkan pesan dari seseorang itu, dia lekas membayar bill. Bergegas menuju parkiran dan berlalu meninggalkan pelataran cafe.

★★★

Dirga menemukan seorang gadis sedang duduk di kursi taman dekat danau. Ia bergegas menghampiri. "Put."

Segera gadis itu memeluk Dirga erat.

"Kenapa? Jelasin ke gue. Ada apa?"

Tak lama gadis itu melepaskan dekapannya. Lalu berpaling menatap danau dengan pantulan sinar rembulan. Beberapa lampu di seberang sana menampakkan keelokannya.

"Ada masalah sama Yuda?" Ia mengangguk.

"Yuda sekarang beda nggak seperti dulu."

"Beda gimana?"

"Ya beda atuh nggak kayak kita kenal pertama kali."

"Perasaan lo aja kali terlalu berlebihan sama pacar lo."

"Enggak, Ga. Beneran."

"Masa kemarin gue ajak keluar dia nolak, padahal mah dulu ayo-ayo aja. Nggak ada perhatianperhatian lagi, nggak ada percakapan yang asik lagi, semua jadi asing."

"Ya udah terus gimana?"

"Ya kasih kabar kek ke gue, biar gue tau apa yang dia lakuin."

"Ya kenapa lo nggak minta dia kabarin lo, minta waktu luang gitu, bicara baik-baik. Pasti dia akan ngerti kok. Yakin sama gue."

Putri menatap Dirga penuh harap. Dijawab anggukan oleh Dirga.

"Ayo dong, masa sohib gue lemah? Semangat!"

"Ya sudah, dari pada lo overthinking terus, besok gue temenin. Sekarang kita pulang, udah larut malam juga," ajak Dirga.

★★★

Mentari menyeruak dari peristirahatannya. Kemilau sinarnya menembus bilik jendela Putri. Waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB. Ponselnya berdering, panggilan dari Dirga.

"Iya, halo."

"Jadi, kan?"

"Iya, jadi. Ini gue lagi siap-siap.

"Gue jemput sekarang?"

"Boleh."

Kemudian percakapan ditutup. Sepuluh menit berlalu, terdengar suara motor Dirga berhenti di depan rumah Putri. Sesegera ia keluar kamar dan pamit pada ibunya.

"Bu, Putri keluar sama Dirga sebentar ya.

Assalamualaikum."

"Iya, waalaikumsalam. Nggak sarapan?" Samarsamar suara ibunya terdengar dari dapur.

"Nanti, Bu. Cari di luar."

Dengan cepat Putri menaiki motor Dirga. Lalu keduanya pergi meninggalkan rumah Putri.

"Eh Put, baiknya lo tanya deh dia lagi di mana."

Putri membuka ponselnya dan segera menghubungi Yuda. Sengaja meloudspeaker agar Dirga juga mendengar.

Semesta Punya RealitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang