#3

174 97 138
                                    

Selamat membaca^^

.
.

"Entar lo balek kek apa? Jemput? Atau nebeng bareng gue sama Zoo?"

Syakila menggeleng, "gue pesen ojek aja di aplikasi." Sambil menggoyangkan ponselnya.

"Bareng aja gin, gak nya pang Lo ketularan gila sama Zoo."

Plak

"Lo tuh yang gilak." Ujar Kenzo. Kenzi mengusap bahunya yang kena tampol sayang dari kembarannya.

"Gak usah nampol juga ogeb!"

Syakila tertawa kecil melihat kelakuan si kembar. Semenit tanpa ribut itu rasanya seperti makan roti tanpa tepung. (Ya kalian coba aja sendiri kalo penasaran hehehe)

"Udah deh, mending kalian jemput Dino, siapa tau dia udah mau pulangan juga, sekalian jemput Rona sama Jihan sana." Celetuk Syakila, kalo tidak dilerai dengan segera maka akan terjadi perang dunia ke jutaan kalinya.

Pernah watu itu mereka ditanya, siapa yang Kakaknya? Dengan cepat Kenzi menunjuk dirinya dengan bangga, padahal yang lahir duluan adalah Kenzo, tapi ia menyangkal akan itu. Baginya dia lah seorang Kakak, karena dia seorang Kakak yang baik hati dan rajin menabung, jadi dia membantu Kenzo untuk lahir lebih dulu, seperti itu jawabannya. Dan Kenzo tidak setuju dengan jawaban Kenzi. Dia yang lahir duluan karena kasihan dengan Kenzi yang terjepit olehnya, dia menghirup oksigen sepuluh menit lebih dulu dari Kenzi untuk memastikan udara yang ia hirup itu baik apa enggak buat Kenzi nanti, begitulah jawabannya hingga perdebatan pro dan kontra berlangsung satu hari lamanya tanpa istirahat. Mereka kan kembar, siapa yang seorang Kakak itu bukannya dilihat dari siapa yang lebih dewasa? (Entahlah, lupakan, author jadi ikutan pusing.)

"Oh iya, tuh bocah sekolahnya juga ada rapat dadakan. Nah, lo yang nyetir gih, mager gue." Ujar Kenzi melempar kunci mobil ke Kenzo.

"Lo aja," Kenzo membalas lempar balik kunci mobilnya.

"Lo aja deh Zoo." -Kenzi.

"Lo." -Kenzo.

"Ngalah ngapa?" -Kenzi.

"Katanya lo Kakak, jadi lo yang ngalah 'kan?" -Kenzo.

"Lah, kan lo yang lahir duluan, umur sepuluh menit lebih tua dari gue, berarti lo Kakak gue." Jelas Kenzi membuat alis Kenzo naik sebelah.

'Tumben ngaku gue Kakaknya,' batin Kenzo

"Jadi lo yang ngalah." Lanjut Kenzi.

"Gak, lo aja."

Aksi saling lempar kunci mobil masih berlanjut membuat Syakila menghela napasnya, menatap jengah keduanya.

Tidak bisa apa setengah jam tanpa ribut?

Tuk!

Kedua tubuh si kembar menegang seketika. Syakila memejamkan kedua matanya menahan sesuatu untuk tidak meledak sekarang juga. Kunci mobil itu mendarat di dahi Syakila cukup keras hingga menimbulkan suara.

Sakit? Iyalah, pake tanya.

Syakila menatap keduanya sambil tersenyum manis, lebih tepatnya memaksa untuk tersenyum. Kenzi dan Kenzo menelan salivanya susah payah. Itu bukan senyuman manis orang biasa, tapi sebuah senyuman yang biasa ditunjukkan oleh seorang psikopat.

"Masih mau pulang ke rumah atau pulang ke langit, hum?" Tanya Syakila dengan nada deep, Kenzo dan Kenzi merasakan bulu kuduk mereka yang tiba-tiba menegang.

Dengan cepat mereka menggeleng, "mau pulang ke rumah!" Kompak mereka.

"Kalau begitu.... jangan ribut dan cepat jemput Dino sana!" Lalu melempar kunci mobil ke Kenzi. Mau tak mau Kenzi yang menyetir, begitu pula Kenzo yang sudah duduk kalem di dalam mobil.

【𝑾𝒊𝒍𝒍 𝑩𝒆 𝑴𝒊𝒏𝒆?】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang